Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
BPS Ingatkan Risiko Gangguan Panen Mei–Juni 2025 Akibat Curah Hujan Tinggi
2 Mei 2025 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan potensi gangguan musim panen padi di sejumlah wilayah Indonesia akibat curah hujan tinggi pada Mei hingga Juni 2025.
ADVERTISEMENT
Peringatan ini disampaikan Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (2/5).
Dalam paparannya, Pudji menjelaskan, berdasarkan analisis dan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan pada periode Maret hingga Juni 2025 diprediksi berada pada rentang rendah hingga sangat tinggi.
Secara umum, kondisi ini mendukung budidaya padi. Namun, ia mengingatkan bahwa curah hujan yang terlalu tinggi juga berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kegiatan pertanian.
“Namun demikian juga perlu diwaspadai perkiraan curah hujan kriteria tinggi sangat tinggi pada sejumlah wilayah sepanjang Mei tahun ini yang dapat mengganggu budidaya tanaman padi,” ujar Pudji.
Kondisi curah hujan yang ekstrem berisiko menyebabkan tanaman padi terendam banjir, terserang hama, hingga mengalami keterlambatan pematangan dan panen.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat berdampak pada kualitas hasil panen dan produktivitas petani. Oleh karena itu, BPS mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi iklim yang tidak menentu, khususnya di masa transisi seperti saat ini.
Pudji juga menjelaskan, berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) pada Maret 2025, kondisi pertanaman padi di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan tren positif.
Sekitar 20,65 persen lahan pertanian telah memasuki fase panen, meningkat dibandingkan 14,49 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, terdapat standing crop yang cukup luas, menunjukkan potensi panen yang masih berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
Namun, potensi panen padi sepanjang April hingga Juni 2025 diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. BPS mencatat potensi luas panen sebesar 3,38 juta hektare atau turun 8,56 persen dari periode yang sama tahun 2024. Penurunan ini menjadi perhatian mengingat curah hujan tinggi dapat memperparah risiko berkurangnya hasil panen.
ADVERTISEMENT
“Tanaman padi pada fase generatif umumnya akan dipanen satu bulan ke depan kemudian untuk fase vegetatif akhir akan dipanen dua bulan ke depan dan fase vegetatif awal akan dipanen tiga bulan ke depan,” ungkap Pudji.
Dari sebaran lokasi, wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami panen terbesar di periode April hingga Juni 2025 masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, seperti Indramayu, Subang, Karawang, Sragen, dan Grobogan. Selain itu, wilayah Sumatera, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara juga memiliki potensi panen yang signifikan.