BPS: Layanan Film Streaming Sumbang Perlambatan Ekonomi RI

7 November 2019 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menonton Streaming. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton Streaming. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi selama kuartal III 2019 hanya mencapai 5,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,17 persen (yoy) maupun kuartal II 2019 yang sebesar 5,05 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Salah satu komponen pengeluaran yang melambat secara signifikan adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Selama kuartal III 2019, investasi hanya tumbuh 4,21 persen (yoy), pertumbuhan ini paling rendah sejak 2016.
Komponen investasi kendaraan tercatat sebagai salah satu 'biang kerok' melemahnya investasi. Investasi kendaraan turun 6,34 persen (yoy). Padahal di kuartal III 2018, komponen ini masih tumbuh positif 4,54 persen (yoy).
Selain kendaraan, investasi pada produk kekayaan intelektual juga menjadi penyumbang jebloknya investasi di kuartal III 2019. Kekayaan intelektual bahkan turun 4,14 persen (yoy). Padahal di kuartal yang sama tahun lalu, komponen ini mampu tumbuh 1,48 persen (yoy).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati, mengatakan salah satu penyebab rendahnya investasi kekayaan intelektual adalah meningkatnya perangkat lunak atau software di industri film, sementara film yang lolos sensor di bioskop jumlahnya turun 45 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
"Produk kekayaan intelektual menurun itu terkait software meningkat, tapi film yang lolos sensor mengalami pertumbuhan negatif, turun 45 persen. Turun lho, bukan melambat," ujar Sri saat workshop statistik di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (7/11).
Sri menjelaskan, film yang masuk dalam penghitungan PMTB di BPS hanya film yang lolos sensor dan tayang di bioskop. Sementara film-film melalui perangkat lunak atau aplikasi, seperti layanan streaming film, hingga saat ini belum terhitung di BPS.
Seminar BPS mengenai Statistik Pertumbuhan Ekonomi 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Film yang konsep masuk PMTB yang lolos sensor menurun, tapi yang enggak lolos sensor ini meningkat. Jadi ini yang sebabkan investasi intelektual kita terkontraksi," jelasnya.
Namun demikian, Sri tak menutup mata bahwa hal-hal tersebut ada karena teknologi yang semakin meningkat. Sementara penghitungan pertumbuhan ekonomi BPS masih menggunakan cara konvensional.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, BPS juga berencana untuk bisa menangkap data transaksi digital (e-commerce). Namun hingga saat ini hal tersebut belum juga terealisasi.
"Ini jadi tantangan-tantangan kami ke depan memang. Untuk e-commerce belum bisa kami rilis karena belum rampung," ujarnya.