BPS Ungkap Produksi Beras Awal Januari Naik Tapi Harga Tak Turun-turun

"Secara produksi gabah berpotensi naik, tapi curah hujan yang tinggi di Februari mengakibatkan gabah yang dipanen ini jadi tidak baik kondisinya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Rabu (1/3).
Namun kenaikan produksi tak lantas membuat harga beras mengalami penurunan. Sebab, kondisi gabah yang jelek.
Lebih lanjut, petani membutuhkan biaya tambahan untuk menggiling gabah menjadi beras. Para penggiling beras harus menggunakan blower atau mesin pengering, agar gabah bisa diproses menjadi beras.
"Makanya penggilingan ini harus keluarkan ongkos produksi yang lebih tinggi dibandingkan saat mendapatkan kualitas gabah sebelumnya," imbuhnya.

Pudji mengungkapkan, tambahan biaya produksi dibebankan kepada harga jual. Sehingga harga beras masih tinggi di tengah naiknya produksi.
Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 11.818,00 per kg atau naik sebesar 4,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 11.301,00 per kg atau naik sebesar 4,62 persen. Kemudian, rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 10.468,00 per kg atau naik sebesar 2,35 persen.
Adapun berdasarkan data BPS, terdapat lima kota dengan inflasi beras tertinggi secara tahunan atau year on year (yoy). Di antaranya Palangkaraya 29,15 persen, Madiun 21,58 persen, Kotamobagu 20,98 persen, Pekan Baru 20,05 persen dan Bungo 18,93 persen.
"Inflasi beras secara bulanan tertinggi di Luwuk, Maumere, Palu, Tasikmalaya dan Depok," terang dia.