Bukan Sembako, Negara Ini Bagi-bagi Bansos ke Warga Berupa Bitcoin Gratis

28 Juni 2021 8:29 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Bagi-bagi sembako atau bahan pokok lazim dilakukan pemerintah berbagai negara, untuk mengatasi dampak pandemi. Hal itu juga dilakukan Pemerintah Indonesia, dengan membagikan Bansos serta berbagai bentuk insentif lainnya.
ADVERTISEMENT
Beda pemerintah, beda gaya dalam bagi-bagi insentif bagi warganya yang terdampak pandemi. Di Jepang misalnya, seluruh warga mendapat insentif tunai dari negara tanpa kecuali, baik yang miskin maupun yang kaya.
Lain halnya dengan El Salvador, negara yang telah menetapkan Bitcoin sebagai alat transaksi ini, membagikan insentif dalam bentuk uang kripto paling populer sedunia itu. Dikutip dari Fortune, Senin (28/6), Presiden El Salvador Nayib Bukele menyatakan setiap warga negaranya akan menerima Bitcoin senilai USD 30.
Papan imbauan penggunaan Bitcoin di sejumlah pertokoan di El Salvador. Foto: Reuters/Jose Cabezas
Insentif berupa Bitcoin tersebut dibagikan kepada seluruh warga negara El Salvador yang telah dewasa. Prosesnya tak ribet, selama warga negara yang memenuhi syarat mengunduh dan mendaftar aplikasi cryptocurrency resmi milik negara, Chivo, maka akan mendapat Bitcoin USD 30.
ADVERTISEMENT
Aplikasi uang kripto Chivo, akan menjadi dompet digital warga El Salvador dan menjadi alat pembayaran yang sah. Aplikasi ini akan tersedia baik di iOS maupun Play Store Android.
Sebelumnya, Presiden Nayib Bukele mengusulkan Rancangan Undang-Undang ke Kongres untuk mengesahkan penggunaan Bitcoin di negara tersebut. Ia melihat potensi Bitcoin untuk orang-orang El Salvador yang tinggal di luar negeri mengirim uang ke rumah.
“Dalam jangka pendek ini akan menghasilkan lapangan kerja dan membantu memberikan inklusi keuangan kepada ribuan orang di luar ekonomi formal,” kata Presiden El Salvador itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/6).