Chatib Basri Ungkap 3 Skenario untuk Mengukur Dampak Virus Corona ke Ekonomi RI

1 April 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
ADVERTISEMENT
Pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah, menunjukkan penyebaran virus ini masih meluas. Hal lain yang dikhawatirkan, adalah dampak pandemi virus corona ke ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, tidak ada yang bisa memprediksi kapan gejolak ekonomi akibat pandemi virus corona ini bakal berakhir.
“Sayangnya berapa lama (akan berakhir), kita enggak tahu sampai kapan. Saat ini saja negara maju seperti Amerika Serikat itu belum bisa menemukan vaksin,” papar Chatib Basri dalam perbincangan Live kumparan, Rabu (1/4)
Menurut Chatib, yang bisa dilakukan sejauh ini adalah mengukur dampaknya ke Indonesia, yakni melalui stress test.
Yaitu perhitungan berdasarkan prakiraan kondisi terburuk yang mungkin terjadi, jika pandemi ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang tidak pasti. Sehingga lanjut Chatib Basri, Pemerintah bisa menyiapkan langkah antisipasi yang lebih tepat dan cepat.
Warga beraktivitas di depan pintu masuk Pasar Tanah Abang yang tutup di Jakarta Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dengan stress test, katanya, Pemerintah bisa memetakan seandainya dampak buruk corona berlanjut dalam tiga bulan, stimulus atau langkah apa yang akan diambil. “Kalau tiga bulan gimana dampak ekonominya, enam bulan gimana dampak ekonominya. Satu tahun berapa dampaknya? Jadi harus menghitung,” lanjut Chatib.
ADVERTISEMENT
Chatib yang juga pernah menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu, mengungkapkan ada tiga bentuk kurva yang kemungkinan menjadi gambaran proses pemulihan ekonomi suatu negara setelah terdampak krisis.
Pertama, kurva pemulihan berbentuk V. Artinya, ekonomi mengalami penurunan tajam, namun akan langsung pulih dan beranjak naik.
Kedua, kurva berbentuk U. Artinya, perekonomian akan turun, melandai, lalu di satu titik akan flat terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali naik. Ketiga yaitu dampak virus corona membentuk kurva berbentuk L. Kurva bentuk ini, kata Chatib, yang sesungguhnya sangat tidak diharapkan.
“Dugaan saya itu recovery bentuknya V atau U. Yang saya khawatir adalah bentuknya L. Jadi dia turun lalu stagnan di bawah yang kemudian berpengaruh kepada kemampuan ekonomi sebuah negara. Mudah-mudahan nggak terjadi seperti itu,” ujar Chatib.
ADVERTISEMENT
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!