China Masih Jadi Pasar Ekspor Terbesar bagi Indonesia

15 November 2018 16:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistis (BPS) melaporkan laju ekspor Indonesia pada Oktober 2018 sebesar USD 15,80 miliar. Angka ini naik 5,87 persen dibandingkan September 2018 yang senilai USD 14,83 miliar. Sedangkan secara year on year (yoy), ekspor juga tercatat naik sebesar 3,59 persen.
ADVERTISEMENT
Kepada BPS Suhariyanto menyatakan, peningkatan ekspor ini didorong adanya kenaikan ekspor dari sektor migas sebesar USD 1,48 miliar atau naik 15,18 persen dibanding September 2018. Sedangkan, secara bulanan, sektor non migas juga mengalami kenaikan sebesar 4,99 persen menjadi USD 14,31 miliar.
Adapun pada sektor nonmigas berdasarkan negara, di Oktober 2018 China masih mendominasi pasar ekspor Indonesia.
“Ekspor nonmigas lndonesia ke China mencapai USD 2,16 miliar, kemudian disusul negara AS yang sebesar USD 1,53 miliar dan India sebesar USD1,32 miliar. Peranan ketiganya terhadap eskpor Oktober 2018 mencapai 35,15 persen," ungkap Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/11).
Selain itu, peningkatan ekspor nonmigas terbesar juga terjadi pada China yang naik sebesar USD 243,3 juta. Kemudian Swiss naik USD 171,7 juta dan Singapura naik USD 144 juta.
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
"Memang berdasarkan negara, perekonomian global secara umum menunjukkan pelemahan, kecuali AS yang memang berlari sendiri. Negara China juga mengalami pelemahan, tapi ekspor kita masih meningkat ke China," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun penurunan ekspor terbesar terjadi pada negara Korea Selatan yang turun senilai USD 112 juta, kemudian Jepang turun USD 53,4 juta, serta Hong Kong yakni USD 45,2 juta. Sementara ekspor ke Uni Eropa total 28 negara pada Oktober 2018 mencapai USD 1,38 miliar. Angka tersebut turun 7,3 persen dibanding September 2018 yang sebesar USD 1,39 miliar.
Secara kumulatif Januari-Oktober 2018, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 150,88 miliar, naik 8,84 persen dari periode yang sama di 2017. Sektor migas tercatat USD 14,23 miliar atau naik 9,88 persen dari periode yang sama di 2017, sedangkan sektor nonmigas mencapai USD 136,65 miliar mengalami kenaikan 8,73 persen. Secara kumulatif, ekspor non migas didominasi oleh tiga negara yakni China sebesar USD 20,69 miliar, Amerika Serikat sebesar USD 14,73 miliar, dan Jepang USD 13,79 miliar.
ADVERTISEMENT
"Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode Januari-Oktober 2018 adalah lignit, batu bara, dan minyak kelapa sawit," tandasnya.