Curhatan Pedagang Pasar Tanah Abang: Rugi hingga Sepi Pembeli

25 Mei 2019 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lalu lintas di sekitar Pasar Tanah Abang yang sudah kembali beroperasi. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di sekitar Pasar Tanah Abang yang sudah kembali beroperasi. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Usai kericuhan aksi demo Bawaslu Rabu (22/5) lalu, Pasar Tanah Abang sempat ditutup hingga kamis (23/5) pagi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin mengaku, penutupan pertokoan di sekitar Tanah Abang kala itu masih berlangsung karena alasan keamanan.
"Dari pantauan saya, masih banyak orang pendemo di sekitar Tanah Abang. Jadi walaupun kondisi sudah kondusif, pertokoan di sana masih ditutup sampai kondisi benar-benar aman dan membaik," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (23/5).
Berikut fakta-fakta di balik penutupan Pasar Tanah Abang yang terjadi hingga Kamis (23/5) lalu:
Pedagang Merugi Akibat Penutupan
Dengan penutupan ini, total kerugian yang dialami cukup besar, apalagi menjelang Lebaran 2019. Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasudin, mengatakan dalam satu hari di momen Lebaran biasanya perputaran uang mencapai Rp 200 miliar.
"Sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 200 miliar pendapatan yang hilang dari penutupan Pasar Tanah Abang per hari," katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (23/5).
Suasana Pasar Tanah Abang Blok A di Hari Pertama Buka Usai Tutup Akibat Rusuh (24/5/19). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Pedagang Sepi Pembeli
ADVERTISEMENT
Aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat memang sudah kembali normal pada Kamis (23/5). Namun, penjualan masih sepi.
Pantauan kumparan, toko-toko yang ada di berbagai blok Pasar Tanah Abang sudah buka, bahkan pedagang lapak di sekitar stasiun pun sudah menjajakan dagangannya. Sayangnya, tak banyak pembeli yang lalu lalang.
Pedagang baju gamis dan kerudung bernama Juni mengatakan, pembeli memang belum ramai. Jalan-jalan kecil antartoko yang biasanya penuh, masih cukup lengang dan mudah dilewati.
"Masih sepi, ini pembeli paling baru 10 persen. Masih ada takut ke sini karena ada rusuh-rusuh itu," kata salah seorang pedagang, Juni kepada kumparan, Jumat (24/5).
Juni mengatakan, sebenarnya sejak kemarin dirinya sudah berjualan di sekitar pasar. Tapi hanya setengah hari. Kondisi ini pun membuat penjualannya turun drastis.
ADVERTISEMENT
Biasanya Juni bisa menjual 8-10 potong baju gamis per hari, tapi sampai tadi siang, baru laku terjual 1 baju. Dia berharap hari ini dagangannya laku banyak.
"Apalagi kemarin, cuma setengah hari, susah. Berdampak besar ada rusuh tuh," ucapnya.
Akibat kerusuhan, Juni pun rugi. Sebab sehari dia bisa menjual 100 potong pakaian luar (outwear) dengan pendapatan hingga Rp 4 juta.
"Rabu itu kan kita enggak jualan. Ya tapi kan mau mudik pula, tetap lah kita cari uang," jelasnya.
Cerita Pedagang yang Nekat Berjualan Demi Mudik Lebaran
Pascarusuh yang terjadi di Pasar Tanah Abang, memang ada pedagang yang ngotot tetap berjualan. Salah satunya adalah Mira yang membuka tokonya atau sekadar jualan di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Mira mengaku nekat membuka lapaknya karena merasa keadaan sudah cukup aman meski dia hanya berjualan setengah hari. Kata dia, dirinya nekat berjualan karena butuh tambahan uang untuk mudik Lebaran ke Sumatera Barat.
"Kemarin sudah jualan. Ya kita mau enggak mau mudik juga biar keadaannya bagaimana," tuturnya kepada kumparan, Jumat (24/5).
Sehari-hari, Mira berjualan penutup kepala (dalaman kerudung). Lapaknya tak jauh dari Stasiun Tanah Abang. Di hari biasa, dia mengaku bisa menjual puluhan penutup kepala. Tapi karena ada kericuhan, penjualannya turun.
Kericuhan 2 hari itu juga membuat akses masuk ke lapaknya susah. Jalan-jalan ditutup membuat ongkosnya dari rumah ke Pasar Tanah Abang jadi sedikit lebih mahal.
"Biasa bisa ngantongin minimal Rp 300 ribu, ini kemarin cuma Rp 40 ribu. Berdampak sekali memang rusuh-rusuh ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Pedagang lain yang juga tetap berjualan pada Kamis (23/5) adalah Ahmad. Pria asal Lampung ini mengaku bersama teman-temannya satu kontrakan menjajakan dagangannya meski ada rasa takut jika kerusuhan terjadi lagi.
Cerita Emak-emak yang Belanja Pasca rusuh
Tak hanya pedagang yang nekat kembali beraktivitas untuk berdagang di kawasan Pasar Tanah Abang, pembeli pun punya cerita sendiri.
Pantaun kumparan, pembeli pun mulai mendatangi toko-toko di sini. Meski ramai, jumlah pembeli yang datang diprediksi baru 10 persen dibandingkan jelang Lebaran tahun-tahun sebelumnya.
Suasana Pasar Tanah Abang yang sudah kembali dibuka. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Salah satu pembeli di Pasar Tanah Abang, Devi Alni mengaku, hari ini mulai belanja di sini setelah melihat dari berita di TV bahwa kondisi di Jakarta sudah aman. Selain itu, dia pun penasaran ingin melihat pasar usai kerusuhan.
ADVERTISEMENT
"Saya kan dari Depok, ke sini selain belanja ya pengin lihat langsung juga. Oh ini yang kemarin jadi sasaran rusuh. Penasaran," kata dia kepada kumparan, Jumat (24/5).
Rasa penasaran Devi karena kerusuhan yang ditampilkan di TV lumayan besar. Bahkan sempat ada aksi membakar.
Sementara Rusmiyati, pembeli dari Ciputat, Tangerang Selatan, mengaku datang ke Pasar Tanah Abang karena pekan depan dia dan keluarganya hendak mudik ke Jawa Timur. Jadi, dia memutuskan berbelanja.
Diakuinya, meski sudah banyak toko di berbagai blok pasar sudah dibuka, tapi pembelinya belum sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Kata dia, biasanya kalau mau Lebaran, belanja di Pasar Tanah Abang susah bergerak.
"Buat jalan saja kadang susah ya antartoko. Kalau hari ini kelihatan masih sepi. Tapi bagus juga, jadi enggak capek-capek amat. Mungkin besok sudah sesak lagi, Sabtu-Minggu biasanya padat," ucapnya.
ADVERTISEMENT