Daftar Terbaru Perusahaan dengan Duit Melimpah dan yang Utangnya Menggunung

kumparanBISNIS

16 Agustus 2022 7:33 WIB

waktu baca 2 menit

Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Firma pengelola aset (Assets Management) berbasis di London, Inggris, Janus Henderson, tiap tahun membedah laporan keuangan perusahaan global. Dari situ, mereka merilis daftar tahunan bertajuk 'Janus Henderson Corporate Debt Index'.

Dalam laporan terbarunya per Juli 2022, Janus Henderson merilis data keuangan perusahaan-perusahaan global terkemuka, yang dihimpun dari 900 korporasi. Data tersebut disusun berdasarkan laporan keuangan 2021.

Dengan membedah laporan keuangan, Janus Henderson tak hanya mengetahui utang perusahaan, sebaliknya juga posisi uang kas atau duit tunai milik perusahaan. Dari daftar perusahaan di kategori most cash-rich companies ini, seluruhnya bergerak di bidang teknologi.

Berikut daftar 10 perusahaan dengan duit melimpah (dalam miliar):

Seseorang berjalan melewati lobi di gedung BV100, selama tur ke Kampus Bay View baru milik Google di Mountain View, California, Amerika Serikat, pada Senin (16/5/2022). Foto: Peter DaSilva/REUTERS

Alphabet Inc/Google (Teknologi, AS): USD 111

Samsung Electronic Co Ltd (Teknologi, Korsel): USD 89

China Mobile Limited (Telekomunikasi, China): USD 62

Apple Inc (Teknologi, AS): USD 54

Alibaba Group Holding Ltd (E-commerce, China): USD 51

Microsoft Corporations (Teknologi, AS): USD 48

Meta Platform Inc/Facebook (Teknologi, AS): USD 34

JD.com Inc (E-commerce, China): USD 25

Stellantis NV (Otomotif, Belanda): USD 20

Sony Group Corporation (Teknologi, Jepang): USD 20

Sementara itu dari sisi utang, total yang dimiliki 900 perusahaan terkemuka dunia itu mencapai USD 8,15 triliun atau hampir setara Rp 120.500 triliun. Jumlah utang korporasi itu turun tipis 0,2 persen dibandingkan tahun.

"Daftar ini menjadi ukuran sejauh mana utang menjadi sumber pembiayaan aksi korporasi, juga seperti apa kemampuan perusahaan dalam mengembalikannya," tulis laporan Janus Henderson, dikutip Selasa (16/8).