Di Tengah Wabah Corona, Kementan Dorong Ekspor Komoditas Perkebunan

2 April 2020 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. Foto: Marcia Audita/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelapa sawit di kebun Sawindo Kencana. Foto: Marcia Audita/kumparan
ADVERTISEMENT
Munculnya virus corona COVID-19 di China pada awal 2020, berdampak luas terhadap perekonomian global. Di antaranya karena ada kebijakan lalu lintas orang dan barang antar-negara, yang membuat aktivitas perdagangan dunia terganggu.
ADVERTISEMENT
Perlambatan ekonomi juga dialami oleh China sendiri. Hal ini turut mempengaruhi perekonomian Indonesia, mengingat China merupakan mitra dagang kedua terbesar Indonesia, termasuk untuk aneka komoditas perkebunan.
Selama ini, kelapa sawit, kelapa, kakao, karet, kopi, teh, lada, pala, cengkeh, kayu manis asal Indonesia, banyak diekspor ke China.
Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono, mengatakan Kementerian Pertanian telah mengambil langkah untuk mengkaji alternatif pasar ekspor komoditas perkebunan, sebagai bentuk antisipasi menurunnya permintaan China terhadap ekspor komoditas perkebunan Indonesia di tahun 2020.
“Hal ini sekaligus tindak lanjut dari arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, kita juga akan berupaya untuk mencari alternatif pasar tujuan ekspor” kata Kasdi melalui pernyataan resmi, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
Dia mengaku telah menyiapkan enam strategi utama untuk memperkuat ekspor perkebunan Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Pertama, lobi perdagangan dengan negara mitra baru, termasuk untuk mengupayakan direct ekspor terhadap komoditas yang selama ini di re-ekspor melalui China.
com-Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono Foto: Dok. Kementan
“Kedua kami akan lakukan lobi terhadap kesepakatan tarif bea masuk di negara tujuan dan memberikan kemudahan perdagangan bilateral. Seperti untuk sugar, vanaspati ghee, dan komoditas lainnya. Yang ketiga, tentu dengan meningkatkan jaminan atas kualitas, brand image, dan ketersediaan produk secara kontinyu” beber Kasdi.
Strategi yang keempat, yakni upaya meningkatkan kerja sama perdagangan untuk peningkatan akses pasar, melalui optimalisasi pemanfaatan perwakilan Indonesia di luar negeri, kerja sama yang sudah berjalan dipercepat, dan tentunya dengan melakukan pengembangan kesepakatan baru.
ADVERTISEMENT
“Sebagai contoh untuk sawit, berdasarkan analisis kami, tahun ini penyerapan China terhadap komoditas tersebut dipastikan menurun, untuk mengantisipasi hal ini kita akan dorong peningkatan Ekspor sawit ke India, Pakistan, Bangladesh dengan kenaikan sebesar 20 persen, Amerika Serikat 5 persen. Selain itu ekspor ke Tunisia, Turki, mesir, Aljazair, Maroko dan Iran naik sebesar 10 persen, untuk konsumsi dalam Negeri kami targetkan naik 5 persen,” ujar Kasdi.
Strategi selanjutnya, yakni berupaya meningkatkan konsumsi domestik. Seperti program B-30 untuk CPO, aspal karet untuk karet, kopi, gula semut, dan komoditas lainnya. Yang terakhir adalah Optimalisasi pelayanan jaringan informasi dan komunikasi secara terorganisasi antara bussiness to bussiness (B to B) dan goverment to goverment (G to G).
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk ekspor komoditas perkebunan berupa karet di Tahun 2020, Kasdi mengaku telah mempersiapkan target - target peningkatan, dan negara - negara alternatif tujuan ekspor karet selain China.
“Kami akan dorong ke Jerman dan Perancis dengan besar kenaikan 10 persen, Amerika Serikat dan Argentina 10 persen, Jepang dan Korea Selatan naik 7,5 persen, Afrika Selatan hingga 2,5 persen, untuk konsumsi dalam negeri kami targetkan meningkat hingga 5 persen,” tutup Kasdi.