Dililit Utang & Inflasi Meninggi, Inikah Negara yang Disebut Jokowi akan Ambruk?

22 September 2022 14:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat menerima Pimpinan Bank Dunia, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menerima Pimpinan Bank Dunia, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/2/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang dilakukan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), mengungkapkan negara-negara kecil di Amerika Latin dan Karibia menghadapi tantangan ekonomi berat. Mulai dari lilitan utang hingga inflasi yang meninggi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya mengutip data IMF dan Bank Dunia, Presiden Jokowi mengungkapkan ada 60 negara yang ekonominya terancam ambruk. Inikah negara-negara yang dimaksud Jokowi tersebut?
Dalam kajian IMF berjudul 'Smaller Economies in Latin America and Caribbean Face a Bigger Inflation Challenge', mengungkapkan negara-negara kecil di kawasan Benua Amerika itu punya utang hingga kisaran 70 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mereka.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB di negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Data: Statista
Pada saat yang sama, tingkat inflasi terutama yang memasukkan komponen pangan dan energi, sangat tinggi. Inflasi menunjukkan nilai tukar uang terhadap produk barang dan jasa. Inflasi yang tinggi, menunjukkan setiap unit barang dan jasa harus ditebus dengan uang yang jauh lebih mahal dari sebelumnya.
Inflasi inti, yakni yang dihitung berdasarkan indeks harga konsumen di luar komponen pangan dan energi, juga menunjukkan tren kenaikan.
ADVERTISEMENT
Negara-negara yang dimaksud dalam studi tersebut, di antaranya Panama, Republik Dominika, Bolivia, Ekuador, Paraguay, Trinidad dan Tobago, serta Uruguay.
Tingkat inflasi negara-negara kecil di Amerika Latin dan Karibia menunjukkan tren lonjakan yang tinggi. Data: IMF
Di tengah beban ekonomi yang berat itu, negara-negara tersebut tak punya keragaman sumber daya yang bisa dioptimalkan untuk menambah pendapatan negara. Dari produk komoditas misalnya, negara-negara itu sangat bergantung pada produk impor.
"Ekonomi yang kurang terdiversifikasi, ketergantungan yang lebih besar pada impor, dan utang publik yang lebih tinggi membuat memerangi inflasi menjadi lebih sulit," demikian dinyatakan dalam laporan studi, dikutip Kamis (22/9).
Karena inflasi terus meningkat, dampak terhadap pendapatan riil dan daya beli menjadi tantangan utama. Yang paling mengkhawatirkan, masih menurut studi itu, kelompok masyarakat adalah yang terdampak paling parah akibat besarnya utang dan tingginya inflasi itu.
ADVERTISEMENT

60 Negara Terancam Ambruk

Presiden Joko Widodo menerima delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/7/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Sebelumnya mengutip data IMF dan Bank Dunia, Presiden Jokowi mengungkapkan ada 60 negara yang ekonominya terancam ambruk. Hal itu disampaikan Presiden sebagai pengingat, agar pemerintah memiliki sense of crisis di tengah kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian tersebut.
"Bank Dunia, IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi dalam pembukaan Rakornas PIP, Selasa (14/6).
Negara yang terancam ambruk itu padahal telah mendapat penangguhan utang (debt service suspension initiative/DSSI). Negara-negara ini dinilai memiliki risiko utang yang sangat tinggi. "Di antara 41 negara DSSI yang berisiko tinggi atau dalam kesulitan utang, Chad, Ethiopia, Somalia dan Zambia telah meminta penangguhan utang," tulis IMF.
ADVERTISEMENT
Adapun 61 negara yang masuk dalam pantauan IMF dan Bank Dunia tersebut, yakni Afghanistan, Burundi, Cabo Verde, Cameroon, Central African Republic, Chad, Comoros, Djibouti, Dominica, Ethiopia. Selain itu, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Haiti, Kenya, Kiribati, Lao PDR, Liberia, Malawi, Maldives.
Selain itu juga Marshall Islands, Mauritania, Micronesia, Papua New Guinea, Samoa, Sierra Leone, South Sudan, St. Vincent and the Grenadines, Tajikistan, Togo. Tonga, Tuvalu, Zambia, Somalia, Congo, Grenada, Mozambique, Sao Tome and Principe, Nepal, dan Mali.