Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat sebanyak 25 ribu jenis pekerjaan ritel terancam hilang, jika dua mal tersebut benar-benar bangkrut. Dilaporkan Associated Press, pengalaman panjang dua pelaku bisnis ritel itu tak membuatnya kokoh menghadapi pandemi.
Kedua pusat perbelanjaan ritel itu adalah Debenhams dan Arcadia Group, dua yang terkemuka di Inggris. Seperti diketahui, Inggris baru saja mengakhiri lockdown tahap kedua selama hampir sebulan.
Sebanyak 124 gerai Debenhams kembali buka, namun manajemen pusat perbelanjaan yang telah berdiri hampir 2,5 abad itu menyatakan, sedang mempertimbangkan untuk menghentikan operasi. Ini merupakan pukulan besar bagi industri ritel Inggris, karena sebelumnya Arcadia Group telah mengajukan kebangkrutan pada Senin (30/11).
"Itu adalah pukulan dahsyat lainnya bagi sektor ini. Karena terjadi hanya beberapa jam setelah Arcadia Group, kerajaan ritel miliarder Philip Green, masuk ke administrasi, semacam perlindungan kebangkrutan, Senin (30/11) malam," tulis Associated Press.
ADVERTISEMENT
Karenanya pembukaan kembali toko-toko ritel Debenhams dan Arcadia Group diperkirakan tak akan berlangsung lama. Kondisi bisnis yang megap-megap memaksa keduanya untuk menjual usaha mereka atau melikuidasi sama sekali.