Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pertama, karena gerai KFC berada di transit point seperti bandara atau stasiun. Kedua, karena pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara," tulis pengelola KFC, PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST), dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam keterangan yang dikutip kumparan, Kamis (17/12), Perseroan menjelaskan 33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi. Jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, mereka berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut.
Tutupnya gerai KFC di area publik seperti bandara, stasiun, dan mal itu, diakui menggerus pendapatan perusahaan hingga 35 persen. Sayangnya, penurunan penjualan juga terjadi di gerai yang berdiri sendiri (Free Standing dan In Line). Meskipun memang penurunannya lebih kecil yakni di kisaran 15 persen hingga 20 persen.
ADVERTISEMENT
Kabar baik ada pada penjualan drive thru dan home delivery. Penjualan drive thru justru meningkat 10 persen, sedangkan untuk home delivery meningkat sekitar 14 persen. Kenaikan terbesar juga dicatat untuk penjualan take away yang naik 65 persen. Kontribusi penjualan take away ini mencapai 35 persen dari total transaksi.
Mengutip laporan keuangan KFC per 30 September 2020, perusahaan mencatatkan rugi Rp 298,3 miliar. Angka itu anjlok dibandingkan periode sama tahun lalu, saat KFC masih untung Rp 175,698 miliar.
ADVERTISEMENT
Untuk mendongkrak penjualan, KFC gencar mengadakan promosi 50 persen diskon. "Jika kita melihat dengan adanya promosi ini, secara sales akan terus meningkat. Hal ini juga berpengaruh terhadap profit penjualan di mana kami bisa melihat incremental sales dan incremental profit di GP-nya," tulisnya.