Eks Mendag jadi Dubes di AS: Dorong Kemudahan Ekspor Indonesia

14 September 2020 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Joko Widodo Foto: Instagram/@sekretariat.kabinet
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Joko Widodo Foto: Instagram/@sekretariat.kabinet
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Perdagangan atau Mendag, Muhammad Lutfi, resmi dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Jokowi, Senin (14/9). Menyikapi tugas barunya, Lutfi menyatakan akan mendorong perpanjangan fasilitas kemudahan ekspor yang diberikan AS untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yakni perpanjangan fasilitas sistem tarif preferensial umum (Generalized System of Preference) atau GSP. Selain itu dirinya akan memulai pembicaraan negosiasi limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di nol persenkan tanpa melalui kongres.
"Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas,” kata Lutfi dalam keterangan tertulis, Senin (14/9).
Selain pernah menjabat Mendag, Lutfi juga pernah menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dia dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, menggantikan posisi Mahendra Siregar yang saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Menteri Luar Negeri RI.
Indonesia berada di urutan ketiga negara yang banyak memanfaatkan fasilitas GSP AS, yaitu sekitar 14,9 persen ekspor Indonesia ke AS memanfaatkan fasilitas tersebut. Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil tinjauan ulang yang dilakukan pemerintah AS melalui United States Representiative (USTR) terkait pemberian fasilitas GSP.
Mantan Mendag, Muhammad Lutfi, yang saat ini menjabat duta besar Indonesia di AS. Foto: Dok. Istimewa
Lutfi memastikan diplomasi ekonomi dengan Negara Paman Sam akan diperkuat ke depannya. Seiring era baru perdagangan internasional, lanjut Lutfi, pihaknya menyadari bahwa bila ingin menjual barang atau produk ekspor ke pasar AS, maka Indonesia juga mesti membeli produk AS.
ADVERTISEMENT
“Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan bahwa AS mengetahui bahwa Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Lutfi bertekad untuk memastikan bahwa investor-investor AS mengetahui dengan baik perbaikan iklim investasi di Tanah Air dan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari perusahaan-perusahaan asal negara Adidaya tersebut.
Minat investor AS untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi telah tercermin dari langkah Kimberly-Clark Corporation, pionir produk konsumen global yang bermarkas di Texas, AS. Kimberly mengumumkan akan mengakuisisi Softex Indonesia dengan nilai transaksi tunai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat, dari sekelompok pemegang saham termasuk CVC Capital Partners Asia Pacific IV.
ADVERTISEMENT
“Pada akhir era-70an mereka salah satu perusahaan pertama yang investasi besar di Indonesia. Sekarang mereka sudah mulai lagi. Dengan modalitas baru, dengan membuka pasar kita ternyata banyak investasi masuk. Mudah-mudahan mereka membuka pasar baru sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi,” kata Lutfi.