Erick Thohir Targetkan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Mulai Produksi di 2022

26 Maret 2021 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan ke pabrik kereta PT INKA (Persero), Madiun. Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan ke pabrik kereta PT INKA (Persero), Madiun. Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik akan segera dimulai. Saat ini, ada empat perusahaan BUMN yang tergabung dalam Holding BUMN Baterai untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia, yaitu PT MIND ID, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
ADVERTISEMENT
Ada pun Holding BUMN baterai ini dinamakan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) dengan saham masing-masing BUMN sebesar 25 persen. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, proyek pembangunan pabrik untuk kendaraan listrik ini akan menjadi transformasi yang baik bagi perekonomian Indonesia.
Sebab keberadaan pabrik kendaraan listrik ini akan membuka lapangan kerja baru dengan perekonomian yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tren ramah lingkungan dunia. Indonesia akan memiliki peran yang signifikan dalam pasokan baterai global.
“Dengan adanya EV battery (baterai kendaraan listrik) ini kita juga membuat Indonesia lebih bersahabat dengan green dengan ekonomi digital,” kata Erick dalam Konferensi Pers Virtual Pendirian Indonesia Battery Corporation, Jumat (26/3).
Pengemudi taksi listrik saat melakukan pengisian di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Foto: Dok. PLN
Untuk diketahui, kerja sama pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik ini merangkul dua perusahaan asing yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), China dan LG Chem, Korea Selatan. Total kebutuhan investasi dua perusahaan ini mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 244,8 triliun (Kurs Rp 14.400).
ADVERTISEMENT
“Ini belum selesai. Baru kertas doang. Ini diharapkan implementasi terbukti di 2022 dan 2023 tentu namanya hasil produksi darinya sendiri,” tambah Erick Thohir.
Dalam kesempatan yang sama Wamen BUMN Pahala Mansury menambahkan, nantinya Indonesia akan terlibat produksi dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, nantinya kebutuhan baterai listrik dalam negeri akan maksimal, tak perlu impor lagi.
“Kita ingin membangun ini terintegrasi. Jangan sampai kelautan di hulu, Antam, Mind id, tapi kita tidak bisa pastikan masuk ke bawah. Maka dibuat holding,” tutur Pahala.
PT IBI nantinya mampu membuat baterai kendaraan listrik hingga 195 GW dengan kebutuhan 150.000 ton nikel per tahun. Namun pada tahap pertama, IBI hanya memproduksi 30 GW hingga 2030. Setelah 2030, Agus mengatakan kapasitasnya akan bertambah menjadi 140 GW atau setara 70 persen dari 195 GW.
ADVERTISEMENT