Gara-gara Pandemi dan Resesi, FAO Ungkap 132 Juta Orang Jadi Kelaparan

16 Oktober 2020 9:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penderita Gizi Buruk di Asmat Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Penderita Gizi Buruk di Asmat Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 menyingkap rapuhnya sistem pangan dan pertanian global, hingga memicu terjadinya resesi ekonomi dunia. Gara-gara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi ada132 juta orang yang menderita kelaparan, setidaknya hingga akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Victor Mol, menyatakan untuk mengatasi masalah global itu diperlukan inovasi dan kemitraan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” kata Victor Mol melalui keterangan resmi, Jumat (16/10).
Pernyataan itu dia sampaikan berkaitan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh tepat hari ini. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Hari Pangan Sedunia kali ini diperingati di lebih dari 150 negara, saat dunia sedang berperang menghadapi Pandemi COVID-19.
Penderita Gizi Buruk di Asmat Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Dunia mampu memproduksi makanan yang cukup, namun produksi yang memadai saha tidak cukup. Sampai hari ini kelaparan masih terjadi, angka kegemukan (obesitas) cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup.
ADVERTISEMENT
"Pandemi menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun di saat yang sama pandemi memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian," ujar Victor.
Dia menjelaskan, tema Hari Pangan Sedunia tahun ini adalah 'Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita'. Hal ini menurutnya merupakan seruan untuk membangun kembali sistem pangan yang lebih baik, serta pertanian yang lebih tangguh dan kuat.