Goldman Sachs Prediksi Harga Minyak di 2023 Bakal Tembus USD 105 per Barel

13 Januari 2023 19:25 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pompa angguk yang legendaris masih digunakan dalam memproduksi minyak di Blok Rokan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk yang legendaris masih digunakan dalam memproduksi minyak di Blok Rokan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank investasi asal Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs, memprediksi harga minyak di 2023 bakal tembus USD 105 per barel. Hal itu membalik proyeksi sebelumnya yang menyebut akan ada kelesuan yang disebabkan resesi global.
ADVERTISEMENT
"Harga minyak akan melonjak di kuartal IV 2023 didorong oleh kenaikan permintaan global yang solid," tulis Goldman Sachs dikutip Jumat (13/1).
Menurutnya permintaan minyak akan tumbuh sebesar 2,7 juta barel per hari tahun ini, hingga akan terjadi gap antara permintaan dan pasokan pada paruh kedua 2023.
Tren harga minyak jenis WTI dalam setahun terakhir menunjukkan penurunan sejak Agustus 2022. Data: oilprice.com
"Ini membuka peluang bagi OPEC+ (Negara-negara pengekspor minyak plus Rusia) untuk melepas cadangan minyak dari pemotongan produksi pada Oktober 2022 lalu," lanjutnya.
Pada Oktober lalu, OPEC+ memangkas produksi kolektifnya sebesar 2 juta barel per hari. Pemangkasan produksi itu direncanakan hingga akhir 2023, karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Proyeksi resesi global yang dirilis IMF dan Bank Dunia telah menekan harga minyak di tengah pemulihan pasar pasca-pandemi COVID-19. Sejak Agustus 2022 lalu, harga minyak jenis WTI maupun Brent misalnya, turun jadi di bawah USD 100 per barel.
ADVERTISEMENT