IFG Berharap PMN Rp 6 T Segera Cair untuk Kejar Target KUR di 2024

29 September 2022 21:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IFG Life. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IFG Life. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia Financial Group (IFG) atau Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan mendesak pemerintah agar dapat segera mencairkan usulan penyertaan modal negara (PMN) IFG sebesar Rp 6 triliun di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga menjelaskan, PMN tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan Askrindo dan Jamkrindo yang mendapat penugasan penjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pantro menambahkan, saat ini KUR sangat diperlukan untuk kebutuhan modal UMKM. Namun, bank perlu dukungan dari Jamkrindo dan Askrindo menjamin kredit macet dari KUR. Sejauh ini, kedua anak usaha IFG tersebut telah menjamin 70 persen risiko kredit bank.
Di sisi lain, lanjut dia, peningkatan realisasi dan target penyaluran KUR semakin tinggi dari tahun ke tahun. Dia memaparkan pada tahun 2019 realisasi KUR sebesar Rp 138 triliun, naik menjadi Rp 198 triliun di tahun 2020.
"Ini menarik jika kita perhatikan di tahun 2020-2021 kita alami pandemi dan ekonomi Indonesia juga menurun, tetapi justru KUR meningkat signifikan. Realisasi di tahun 2021 sampai Rp 285 triliun, ada peningkatan 44 persen," katanya saat Ngopi Bareng BUMN, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
Tidak sampai di situ, Pantro berkata berdasarkan data Kemenko Perekonomian, target penyaluran KUR di tahun 2022 diharapkan dapat mencapai Rp 373 triliun, dan semakin tinggi lagi tahun 2023 menjadi Rp 470 triliun, dan sampai Rp 585 triliun di tahun 2024.
"Artinya dalam dua tahun ke depan kenaikan penyaluran KUR lebih dari 20 persen setiap tahun. Memang kalau melihat kondisi ekonomi masih dalam tahap recovery, kita perlu memastikan UMKM dapat kepastian mengakses capital," imbuhnya.
Penyerahan polis PT Asuransi Jiwasraya ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) secara simbolis di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (22/12). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Meski begitu, seiring melambungnya target KUR, Pantro berharap permodalan di perusahaan penjamin juga diperkuat dengan alokasi PMN. Terlebih saat ini terjadi perburukan kualitas kredit perbankan, di mana loan at risk perbankan sebelum pandemi 7 persen, saat pandemi sudah lebih dari 20 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga menyinggung adanya kenaikan klaim secara signifikan, baik itu di Askrindo maupun Jamkrindo. Contohnya di Jamkrindo, total klaim di tahun 2020 sebesar Rp 1,3 triliun, kemudian Rp 1,45 triliun di tahun 2021, namun hingga Juni 2022, total klaim sudah melonjak hingga Rp 1,66 triliun.
Pantro melanjutkan, jika ukuran kemampuan penjamin dalam menjamin risiko kredit bank (gearing ratio) berada di atas 20 kali, maka penjamin dianggap tidak mampu. Dalam skenario terburuknya, Pantro memprediksi gearing ratio Askrindo dan Jamkrindo bisa mencapai 21,6 kali di tahun 2024, jika tidak ada PMN.
"Kami usul kepada pemerintah yang memberikan tugas kepada kami agar ada penguatan permodalan di Askrindo dan Jamkrindo, dan kami lihat program KUR paling efektif dalam memastikan UMKM mendapat akses ke capital, saat ekonomi masih dalam tahap recovery," pungkas Pantro.
ADVERTISEMENT