Indonesia Ikut Pelopori Ekonomi Kelautan Berkelanjutan

10 Juni 2020 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pedagang melihat ikan tuna beku di pasar ikan Toyosu, Tokyo, Jepang. Foto: AFP/Kazuhiro NOGI
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pedagang melihat ikan tuna beku di pasar ikan Toyosu, Tokyo, Jepang. Foto: AFP/Kazuhiro NOGI
ADVERTISEMENT
Indonesia ikut memelopori pernyataan bersama pemimpin dunia mengenai pentingnya peran ekonomi kelautan berkelanjutan setelah merebaknya pandemi COVID-19. Pernyataan para pemimpin negara pelopor itu, telah dipublikasikan secara serentak saat peringatan Hari Laut Sedunia ke-12 pada 8 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Ada 14 pemimpin negara anggota High Level Panel for A Sustainable Ocean Economy di dalamnya. Antara lain pemimpin Norwegia, Ghana, Meksiko, Cile, Jepang, dan Presiden Joko Widodo dari Indonesia.
"Keikutsertaan Indonesia dalam pernyataan bersama tersebut mengukuhkan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia sebagai champion isu-isu kelautan dan perikanan di tengah perjuangan negara-negara di dunia melawan COVID-19," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, dalam pernyataan resmi Rabu (10/6).
Edhy Prabowo menjelaskan bahwa pernyataan bersama tersebut sebagai pengingat bagi para pemimpin dunia, mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan laut bagi masa depan manusia di tengah pandemi COVID-19.
Pekerja mengangkat Ikan tuna hasil tangkapan nelayan ke dalam truk di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/7). Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Dalam pernyataan bersama tersebut, para pemimpin dunia termasuk Indonesia, sepakat memajukan nilai-nilai ekonomi lautan berkelanjutan, perlindungan yang efektif, produksi berkelanjutan, dan kesejahteraan yang adil.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian diyakini bahwa laut sebagai solusi menuju dunia yang lebih tangguh dan makmur. Laut merupakan pondasi bagi ekonomi global. Lautan diperkirakan menyumbang lebih dari 2,5 triliun dolar AS per tahun dalam layanan bernilai tambah sebagai sumber pangan dan sumber penghasilan bagi lebih dari 3 miliar orang di dunia, dan mengangkut sekitar 90 persen perdagangan dunia.
Laut dinilai merupakan sumber energi terbarukan dan bahan utama memerangi penyakit, sehingga investasi dalam ekonomi kelautan berkelanjutan merupakan kesepakatan yang sangat baik bagi ekonomi global, keberlanjutan laut, dan kesejahteraan masyarakat.
Terima kasih atas animo Anda untuk mengikuti webinar anti-illegal fishing. Bagi yang tidak dapat mendaftar karena kapasitas peserta sudah terlampaui, dapat menyaksikan tayangannya di kumparan.com pada Jumat (12/6) pukul 09.00 WIB.
Webinar Illegal Fishing. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT