Investasi Bodong Menjamur, Sri Mulyani Ingatkan Soal Inklusi & Literasi Keuangan

3 Agustus 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia saat ini baru mencapai 76,2 persen, sementara tingkat literasi keuangan menunjukkan angka yang masih rendah yaitu sebesar ​38,0 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan angka tersebut masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani, inklusi dan literasi keuangan perlu diperdalam agar masyarakat tidak mudah terjebak pada iming-iming investasi bodong.
“Kalau masyarakat makin terliterasi dari sisi keuangan maka mereka akan makin memiliki pemahaman yang bisa menentukan dan juga menjaga kesejahteraan maupun aset yang mereka miliki. Mereka tidak akan mudah diiming-imingi oleh instrumen yang kelihatannya sangat menarik meyakinkan, namun sebenarnya sangat berbahaya,” ujar Sri Mulyani dalan Webinar Like It, Selasa (3/8).
Menurut Sri Mulyani, investasi bodong saat ini sangat marak beredar di tengah masyarakat. Oknum-oknum investasi bodong tersebut mencoba menipu masyarakat dengan menawarkan investasi yang memiliki imbal hasil sangat tinggi. Sayangnya banyak nasabah yang menjadi korban karena belum terliterasi dengan baik. Bukannya mendapat untung, masyarakat justru kehilangan seluruh uang mereka.
ADVERTISEMENT
“Ini yang sering terjadi. Masyarakat diberikan janji-janji iming-iming entah dalam bentuk rate of return atau yang lain dan ternyata uangnya hilang. Dan itu adalah merupakan kejahatan,” ujarnya.
Bahkan menurut Sri Mulyani, meski tidak sedikit pelaku investasi bodong yang sudah ditindak, namun kejahatan ini seolah tak bisa musnah karena jumlah mereka sangat banyak. Mereka bahkan menggunakan cara-cara kreatif untuk bisa membohongi masyarakat. Untuk itulah Sri Mulyani menekankan pentingnya inklusi dan literasi keuangan kepada masyarakat.
“OJK akan terus melakukan langkah-langkah untuk menertibkan. Namun jumlah orang yang ingin mengincar dana Anda sangat banyak. Mereka terus muncul, mereka kreatif, mereka ada di sekitar Anda. Jadi harus hati-hati. Kita perlu untuk menjaga dengan memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT