Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Investasi Jangan Cuma Kejar Cuan, Begini Aturannya dalam Islam
6 Maret 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Instrumen investasi kian beragam di Indonesia. Mulai dari deposito, reksadana, saham, hingga kripto. Berinvestasi merupakan salah satu cara dalam mengelola keuangan jangka pendek atau panjang.
ADVERTISEMENT
Head of Funding Alami Group dan Perencana Keuangan Muhammad Triarso menyebut, investasi dalam Islam merupakan penanaman dana untuk usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah agar mendapat keuntungan, baik dari objek maupun prosesnya.
Prinsip investasi dalam Islam adalah keadilan pendistribusian pendapatan, tidak mencari rezeki pada sektor usaha haram, tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi, transaksi atas dasar ridha sama ridha, dan tidak ada unsur riba, maysir (perjudian), dan gharar (ketidakjelasan).
“Bagi investor, penting untuk melihat (investasi) bagi hasil secara adil dan risiko yang dimiliki. Investasi harus memberikan keberkahan atau dampak sosial ke banyak orang,” ujar Triarso dalam webinar Financial Planning for Muslim Woman virtual, Minggu (6/3).
ADVERTISEMENT
Konsep investasi sudah dikenalkan sejak zaman nabi terdahulu, yakni oleh Nabi Yusuf AS. Dalam berinvestasi, menurut Triarso, Nabi Yusuf mengajarkan untuk tidak menghabiskan uang hasil kerja, melainkan disimpan untuk kejadian tidak terduga di masa depan seperti paceklik, krisis, dan pensiun.
Triarso menekankan perencanaan keuangan perlu di untuk karena ada kehidupan yang paling penting yaitu akhirat (afterlife).
“Perencanaan keuangan syariah berlandaskan equity centric, serta berorientasi kepentingan dunia dan akhirat. Kepentingan dunia contohnya menikah, rumah, kendaraan, dan pensiun, sedangkan tujuan akhirat antara lain pendidikan anak dan berbagi sedekah serta amal,” katanya.
Triarso menyarankan dua opsi alternatif alokasi keuangan. Opsi pertama, yakni simpanan sebesar 30 persen, biaya hidup 30 persen dan gaya hidup sebesar 20 persen. Kemudian opsi kedua, yaitu kewajiban sebesar 75 persen dan campur sari sebesar 25 persen.
ADVERTISEMENT
Perencanaan keuangan tidak terlepas dari godaan gaya hidup konsumtif. Supaya tidak boros, masyarakat perlu membuat skala prioritas, membuat rencana keuangan, menabung dan investasi, dan menghindari utang.
“Investasi terbagi dua yaitu pendapatan berkala seperti obligasi, Peer to Peer (P2P), dan reksadana fix income. Imbal hasilnya berkisar 7-15 persen p.a (per annum/tiap tahun). Sedangkan investasi pertumbuhan seperti saham, emas, dan properti. Imbal hasilnya 15-25 persen p.a,” pungkasnya.
P2P jadi salah satu pilihan investasi pendapatan berkala. Salah satu fintech pinjaman online syariah, ALAMI, rata-rata imbal hasil P2P mencapai 14 persen p.a.
Triarso mengingatkan adanya risiko dalam melakukan investasi. Investor menganggap menaruh uang aman di beberapa investasi, tetapi investor tidak sadar bahwa investasi tersebut nantinya akan dipengaruhi oleh inflasi.
ADVERTISEMENT