Iran-Israel Memanas, Sri Mulyani & Jajarannya Rapatkan Barisan Jaga Ekonomi RI

15 April 2024 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara bersama para eselon I Kementerian Keuangan pada Minggu (14/4/2024) malam. Foto: Dok Instagram @smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara bersama para eselon I Kementerian Keuangan pada Minggu (14/4/2024) malam. Foto: Dok Instagram @smindrawati
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara bersama para eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Rapat tersebut membahas perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global akibat tensi geopolitik yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Pada hari Minggu (14/4), Iran meluncurkan UAV (pesawat tanpa awak/drone) dari wilayahnya menuju wilayah negara Israel. Memanasnya kondisi geopolitik tersebut diproyeksi berdampak pada perekonomian Indonesia.
“Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis. Kondisi ini mempengaruhi berbagai indikator ekonomi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai,” tulis Sri Mulyani dalam postingan instagram, dikutip Senin (15/4).
Sri Mulyani memastikan APBN akan terus menjadi instrumen yang penting dalam menghadapi gejolak dan dinamika global dan nasional. Selain itu, rapat juga membahas persiapan pertemuan G20 minggu depan dan Spring Meeting IMF-World Bank.
“Masih suasana Lebaran, snack favorit dan suguhan khas kastengel dan nastar serta putri salju cookies menemani rapat kami,” katanya.
ADVERTISEMENT
Serangan Iran terhadap Israel pada hari Minggu sebagai pembalasan atas serangan rezim terhadap konsulat Iran di Suriah pada tanggal 1 April.
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, serangan tersebut memicu keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik. Rupiah bahkan diprediksi akan melemah ke Rp 17.000 per dolar AS jika ketegangan tersebut terus berlangsung.
Serangan tersebut diprediksi akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Sebab, harga minyak mentah dunia akan berada di atas asumsi makro yang ditetapkan oleh pemerintah USD 82 per barel.