Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengkritik proses pengolahan nikel di Tanah Air. Sebagai negara yang diberkahi tambang nikel, pengolahannya justru didominasi China .
ADVERTISEMENT
Salah satu bisnis yang JK miliki yakni Kalla Group tengah menggarap cuan bisnis ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Salah satu perusahaan yang dibangun Kalla Group adalah smelter produksi baterai EV yaitu nikel sulfat yang terletak di Palopo, Sulawesi Barat.
Tak seperti smelter lain yang menggunakan batu bara, smelter yang dibangun ini menggunakan tenaga air. JK mengatakan, smelter buatan Indonesia harus bersumber dari energi bersih.
“Kita masuk bisnis hydropower. Eropa tak mau beli apabila PLTA dan PLTU, semuanya tidak memenuhi semua syarat,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Kalla Group Solihin J.Kalla mengungkapkan produksi baterai masih berpusat di China meskipun bahan bakunya berasal dari Indonesia. Dengan adanya smelter tersebut, Solihin optimistis seluruh produksi baterai EV dapat dilakukan di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
“Potensi nikel paling besar ada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Pasar kendaraan listrik sebenarnya lumayan tapi suplainya tidak ada. Padahal penjualan kendaraan listrik di Indonesia menyentuh 1.000 mobil,”tutur Solihin di Penang Bistro Kota Kasablanka Jakarta, Sabtu (21/5).
Smelter yang dibangun di Palopo ditargetkan selesai pada awal tahun 2023. Perusahaan merambah di kendaraan EV, lanjut Solihin, dengan mencermati kendaraan listrik di dunia lebih hijau.
"Kami memiliki cita-cita membangun kawasan industri khusus nikel. Kawasan ini fokus pada nikel processing mulai dari nikel hingga satu step sebelum menjadi baterai," pungkasnya.