JK: Indonesia Kaya Nikel, Tapi yang Kerja Semua China

29 Oktober 2022 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri Gala Dinner 70th Kalla Anniversary and 44th Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri Gala Dinner 70th Kalla Anniversary and 44th Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengkritik proses pengolahan nikel di Tanah Air. Sebagai negara yang diberkahi tambang nikel, pengolahannya justru didominasi China.
ADVERTISEMENT
JK mengatakan, dirinya ingin pengembangan teknologi smelter dikuasai oleh anak-anak negeri. “Teknologi ke depan kita lakukan tapi tidak dengan otak dari luar, (melainkan) kemampuan diri sendiri,” sambungnya.
Salah satu bisnis yang JK miliki yakni Kalla Group tengah menggarap cuan bisnis ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Salah satu perusahaan yang dibangun Kalla Group adalah smelter produksi baterai EV yaitu nikel sulfat yang terletak di Palopo, Sulawesi Barat.
Tak seperti smelter lain yang menggunakan batu bara, smelter yang dibangun ini menggunakan tenaga air. JK mengatakan, smelter buatan Indonesia harus bersumber dari energi bersih.
“Kita masuk bisnis hydropower. Eropa tak mau beli apabila PLTA dan PLTU, semuanya tidak memenuhi semua syarat,” ujarnya.
Tenaga kerja asing (TKA) membubut besi untuk kebutuhan pembangunan beberapa bangunan di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Sebelumnya, Presiden Direktur Kalla Group Solihin J.Kalla mengungkapkan produksi baterai masih berpusat di China meskipun bahan bakunya berasal dari Indonesia. Dengan adanya smelter tersebut, Solihin optimistis seluruh produksi baterai EV dapat dilakukan di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
“Potensi nikel paling besar ada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Pasar kendaraan listrik sebenarnya lumayan tapi suplainya tidak ada. Padahal penjualan kendaraan listrik di Indonesia menyentuh 1.000 mobil,”tutur Solihin di Penang Bistro Kota Kasablanka Jakarta, Sabtu (21/5).
Smelter yang dibangun di Palopo ditargetkan selesai pada awal tahun 2023. Perusahaan merambah di kendaraan EV, lanjut Solihin, dengan mencermati kendaraan listrik di dunia lebih hijau.
"Kami memiliki cita-cita membangun kawasan industri khusus nikel. Kawasan ini fokus pada nikel processing mulai dari nikel hingga satu step sebelum menjadi baterai," pungkasnya.