Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Target kita bulan depan produknya mulai dipasarkan baik di toko-toko obat, klinik serta apotek dan untuk harga kita prediksi masih terjangkau oleh masyarakat karena memang produk ini bukan barang eksklusif," kata dia di Bengkulu, Selasa (21/7).
Menurut Yudi, eucalyptus sebagai bahan kalung tersebut mengandung senyawa 1,8 sineol yang dapat merusak proteinase di dalam virus corona. Eucalyptus tersebut, kata dia, memiliki sekitar 700 spesies dan beberapa di antaranya yang mengandung sineol juga ditemukan di Indonesia.
Dia mengatakan, riset produk ini bahkan telah dilakukan sejak lama atau sebelum wabah virus corona jenis baru menjangkiti Indonesia persisnya sejak tujuh tahun lalu.
"Riset yang dilakukan ini menggunakan metode uji in vitro atau metode uji pada media buatan setelah dilakukan penyesuaian dengan lingkungan optimal yang diperlukan mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak," katanya seperti dikutip dari Antara.
Selain produk berbentuk kalung antivirus corona , tambah Yudi, ada beberapa produk lainnya yang digagas Kementan juga bisa menangkal COVID-19 yaitu dalam bentuk inhaler atau hirup dan roll on atau balsem.
ADVERTISEMENT
"Keempat produk itu sudah diajukan lisensi oleh Eagle Indofarma, termasuk juga izin BPOM tapi yang baru keluar lisensinya baru tiga produk, sedangkan satu produk lainnya menyusul," jelasnya. "Sejauh ini yang belum memiliki lisensi hanya kalung saja," sambungnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mendukung penuh penjualan produk kalung berbahan eucalyptus tersebut. Karena penularan COVID-19 terjadi begitu cepat dan obat maupun vaksinnya belum ditemukan, karena itu temuan apa pun yang berkaitan untuk mengatasinya sangat dibutuhkan sekarang termasuk Eucalyptus.
"Kita harus mendukung produk yang berpotensi sebagai antivirus apalagi di masa pandemi seperti ini dan melalui BTPN Bengkulu kita pasti berharap untuk tetap melanjutkan riset eucalyptus sebagai upaya mengatasi penularan wabah virus corona ," ujarnya.
ADVERTISEMENT
****
Saksikan video menarik di bawah ini