Karena 737 Max, Boeing Kehilangan Rp 77 Triliun dari Saudi Airlines

8 Juli 2019 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Boeing 737 MAX diparkir di tempat parkir staf karena tidak ada lagi kapasitas yang tersisa di bandara. Foto: Twitter/@Airplane_pic
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Boeing 737 MAX diparkir di tempat parkir staf karena tidak ada lagi kapasitas yang tersisa di bandara. Foto: Twitter/@Airplane_pic
ADVERTISEMENT
Boeing harus merelakan kehilangan kontrak USD 5,5 miliar atau setara Rp 77,55 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.100) karena persoalan 737 Max yang belum tuntas. Kontrak ini hilang karena Saudi Arabia Airlines Corp. mengalihkan kontrak pengadaan pesawat jet komersial dari Boeing 737 Max ke Airbus 320 neo.
ADVERTISEMENT
Ditulis Wall Street Journal (WSJ), Senin (8/7), Boeing terpaksa kehilangan kontrak yang sudah ditandatangani sebelumnya karena pesawat tersebut masih di-grounded pasca-musibah jatuhnya 737 Max dalam tempo 5 bulan.
"Saudi pada Desember 2018 mengumumkan komitmen membeli 737 Max. Kesepakatan datang beberapa minggu pasca-musibah Max milik Lion Air yang jatuh dan menewaskan 189 orang. Saudi komit membeli 50 unit 737 Max senilai USD 5,9 miliar," tulis WSJ.
Menurut analis penerbangan, Boeing butuh waktu beberapa tahun untuk mengembalikan reputasi 737 Max. Kini ratusan 737 Max harus diparkir atau di-grounded, kemudian ada juga yang harus disimpan di fasilitas Boeing karena belum bisa dikirimkan.
Boeing Simpan 737 Max di Parkiran Mobil
Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) memperpanjang keputusan penghentian operasional sementara dari pesawat Boeing 737 Max. FAA memperluas evaluasi terhadap seluruh keluarga Boeing 737 series, termasuk Boeing 737 NG.
Airbus A350-1000 dan Airbus A330 NEO terlihat selama Pertunjukan Paris Air Show ke-53 di Bandara Le Bourget Paris, Prancis. Foto: REUTERS / Pascal Rossignol
Ditulis CNBC, Boeing sampai kewalahan menyimpan pesawat jet 737 Max yang ada di pabriknya. Pesawat-pesawat yang sudah jadi dan seharusnya bisa dikirim ke pemesannya, terpaksa disimpan di parkir-parkir pesawat. Bahkan, parkir pesawat sudah tak cukup lagi menampung, sehingga Boeing memutuskan untuk memfungsikan parkir mobil karyawan sebagai lokasi penyimpanan armada Boeing 737 Max.
ADVERTISEMENT
"Kita menggunakan aset di seluruh pusat produksi Boeing selama masa grounded, termasuk fasilitas di Puget Sound, Boeing San Antonio dan di Moses Lake," kata Juru Bicara Boeing Paul Bergman seperti dikutip CNBC, Kamis (27/6).
Masih menurut CNBC, Boeing masih mencari solusi memarkirkan dan menyimpan 100 unit 737 Max. Dari pantauan udara di markas Boeing Seattle, belasan armada 737 Max harus diparkir di dekat mobil Toyota Prius dan mobil jenis SUV yang berada di area parkir karyawan. Tampak pula, ada pesawat yang masih baru dan belum dicat dengan nama maskapai.
Grounded sendiri dimulai sejak pertengahan Maret 2019 setelah terjadi kecelakaan maut 2 unit 737 Max 8 dalam tempo 5 bulan, yakni Lion Air dan Ethiopian Airlines.
ADVERTISEMENT