KCIC Bantah Transaksi Kereta Cepat Whoosh Dikuasai Bank China

25 November 2023 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta cepat melintasi setibanya di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Kereta cepat melintasi setibanya di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) membantah pernyataan Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Yuddy Renaldi yang menyebut transaksi Kereta Cepat Whoosh dikuasai bank di China.
ADVERTISEMENT
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan transaksi keuangan terkait dengan berbagai aktivitas manajemen dan operasional Kereta Cepat dilakukan di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, KCIC juga berkolaborasi dengan bank nasional dalam negeri.
Eva menjelaskan, Kereta Cepat Whoosh merupakan Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara hasil kolaborasi antara dua negara yaitu Indonesia dan China. Dalam pelaksanaannya, China Development Bank (CDB) sebagai kreditur yang mendanai proyek Kereta Cepat Whoosh.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa di Stasiun KA Cepat Whoosh Tegalluar, Bandung pada Senin, (9/10/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Pada prosesnya untuk memastikan kelancaran transaksi, KCIC dan CDB bekerja sama dengan 3 bank yang beroperasi penuh di Indonesia di bawah pengawasan Bank Indonesia dan OJK dan memiliki jaringan internasional yaitu: BNI, Bank of China, dan ICBC.
"Transaksional bisnis KCIC sebagian besar tetap dilakukan di dalam negeri, sehingga perputaran dana diharapkan tetap memberikan benefit yang optimal bagi perekonomian nasional," ujar Eva dalam keterangan resmi, Sabtu (25/11).
ADVERTISEMENT
Selain itu, KCIC juga terus berkolaborasi dengan beberapa bank nasional dalam negeri untuk pemesanan dan pembayaran ticketing, penggajian pegawai, hingga pembayaran mitra-mitra perusahaan.
Dalam hal pelayanan perbankan kepada penumpang seperti pemesanan tiket dan transaksi pembayaran, KCIC juga bekerja sama dengan Bank Mandiri, BNI dan BRI.
Adapun kolaborasi yang sudah berjalan di antaranya melalui penyediaan layanan pemesanan tiket di aplikasi Livin by Mandiri, BRImo, pembayaran untuk pemesanan tiket Whoosh melalui seluruh bank di Indonesia, dan penggunaan EDC serta QRIS untuk pembayaran tiket di merchant, mesin pembelian tiket, maupun loket stasiun.
Kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh. Foto: Ahmad Dwi Cahyadi/Shutterstock
KCIC juga telah menyediakan ATM BNI di Kantor KCIC Halim dan yang terbaru ATM BRI di Stasiun Kereta Cepat Halim, Stasiun Kereta Cepat Tegalluar dan Kantor KCIC Halim. Hadirnya layanan ini bertujuan untuk mempermudah penumpang maupun masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan saat akan berangkat maupun tiba di Stasiun Kereta Cepat dan Kantor KCIC.
ADVERTISEMENT
"Kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan perbankan juga terus diperluas. Komunikasi dan penjajakan dengan lembaga perbankan dan pihak lainnya terus dilakukan agar pelayanan kepada publik dan penumpang menjadi lebih optimal," tutup Eva.
Pernyataan Dirut BJB
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan saat ini, seluruh aliran transaksi keuangan tersebut masih dikuasai oleh bank asal China, yakni ICBC. Dia mengaku tengah menjalin komunikasi dengan PT KCIC agar bisa menjadi bank yang mengelola transaksi secara penuh di Whoosh.
Direktur Utama bank BJB, Yuddy Renaldi dalam media briefing Perbanas di Padalarang, Kamis (23/11/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
"Kami sudah kerja sama dengan Whoosh, karena ujungnya kalau untuk Bank BJB, kami ingin memang ingin jadi bank transaksi," ujar Yuddy usai media briefing Perbanas di Padalarang, Kamis (23/11).
Saat ini Bank BJB mengakomodasi pembayaran tiket Whoosh melalui QRIS maupun kartu. Namun, aliran transaksinya berada di ICBC.
ADVERTISEMENT
"Whoosh ini agak kompleks, uangnya dikuasai oleh bank China ya, ICBC kalau enggak salah, jadi uangnya sepenuh kontrol ICBC, tapi transactional banking bisa kita lakukan, dan Bank BJB sudah ada di sana melalui QRIS maupun dengan beberapa transaksi sifatnya melalui kartu dan sebagainya, itu sudah kita lakukan. Tapi uang pooling-nya itu di bank China, dan direktur keuangannya juga orang China, jadi kami sudah ketemu," katanya.