news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Luhut Kesal Dituduh Antek China: Nenek Kau Antek China, Emang Lu Bisa Beli Gue!

9 Maret 2021 21:53 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Laksamana TNI (Purn) Marsetio (kiri) disela-sela Silaturahmi Paguyuban Jala Nusantara di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (20/01/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Laksamana TNI (Purn) Marsetio (kiri) disela-sela Silaturahmi Paguyuban Jala Nusantara di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (20/01/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, ternyata menyadari selama ini kerap dituding sebagai antek asing, khususnya China. Tanggapan terbuka pun disampaikan Luhut, saat membuka Rakernas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
ADVERTISEMENT
"Orang bilang dulu saya anteknya China. Dalam hati saya bilang, 'Nenek kau antek China, emang lu bisa beli gue!' Namun saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik dan Amerika juga memberikan keuntungan," ujar Luhut, Selasa (9/3).
Veteran prajurit Kopassus itu pun membantah dengan tegas adanya anggapan tersebut. Pasalnya selama ini, pihaknya memiliki hubungan erat dengan banyak pejabat dari negara lain, seperti Amerika Serikat hingga Timur Tengah. Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk 16 poin kesepakatan.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu China Wang Yi di Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (12/1/2020). Foto: Kemenko Marves
Akan tetapi kata Luhut, China memang punya kelebihan, yaitu mau memberikan yang diminta Indonesia.
"Di antaranya yakni China mau berbagi teknologi dalam proses kerja sama. Hal ini untuk percepatan pemulihan ekonomi, BPPT harus sukses dalam melakukan reverse engineering. Saya kira itu sangat penting. Jangan kita mulai dari nol, kita harus leap frog. Di mana untuk bisa leap frog kita harus bisa nempel dulu, baru kita loncat. Apabila nol saja kita begini terus di belakang ngikutin," ungkap Luhut.
ADVERTISEMENT
Luhut menambahkan ada beberapa alasan yang membuat pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan China.
"Jadi itu sebabnya kenapa saya datang dengan China, kenapa? Karena China menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya, sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," pungkas Luhut.