Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait, mengaku saat ini tengah menunggu part pesawat yang retak untuk diganti oleh Boeing. Jika sudah diganti, pesawat akan mengudara lagi.
"Yang 2 masih digrounded. Mereka bilang enggak sampai akhir tahun ini lah, enggak sampai tahun depan. Kalau sudah mereka beri, kami pasang, lalu bisa kan terbang (awal tahun 2020)," kata Edo, sapaan akrabnya, saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/10).
Dia mengakui dengan berhentinya operasional 2 armada tersebut, Lion Air merugi. Namun Edo tak mau membeberkan berapa jumlah kerugiannya.
"Yang pasti kan opportunity lost-nya cukup banyak. Tapi namanya pengelola benda bergerak itu kita enggak bicara saklek, enggak bisa," jelasnya.
Menurut Edo, keretakan ditemukan saat pihaknya melakukan inspeksi armada. Dia mengaku akan tegas terhadap temuan kerusakan karena berkaitan dengan keamanan penerbangan.
ADVERTISEMENT
"Semua pesawat itu langsung dilakukan perbaikan. Yang ditemukan di kami ada 2. Yang paling utama adalah kita melakukan pengecekan semua pesawat," papar Edo.
Adapun Boeing 737 NG merupakan generasi ketiga dari jenis pesawat 737 yang diproduksi Boeing Co. Sebelumnya, Lion Air juga melakukan grounded terhadap Boeing 737 MAX setelah insiden kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air.