Luas Panen Padi di RI Selama 2024 Berkurang 167,57 Ribu Hektar, Ini Penyebabnya

3 Februari 2025 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga adat Kasepuhan Citorek memanen padi pare kewal di Citorek Timur, Lebak, Banten, Senin (29/7/2024). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga adat Kasepuhan Citorek memanen padi pare kewal di Citorek Timur, Lebak, Banten, Senin (29/7/2024). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi luas panen padi sepanjang Januari-Desember 2024 berkurang 167,57 ribu hektar, atau tersisa 10,05 juta hektar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, puncak panen padi pada 2024 juga mengalami pergeseran ke bulan April, dari sebelumnya terjadi pada Maret 2023. Luas panen padi pada April 2024 adalah sebesar 1,71 juta hektar, sedangkan pada Maret 2023 luas panen padi mencapai 1,65 juta hektar.
"Patut diperhatikan bahwa penurunan tersebut disumbang utamanya oleh penurunan luas panen sepanjang subround 1 (musim tanam Januari April 2024) akibat luas panen yang bergeser pada 2024 sebagai dampak fenomena El Nino di semester II-2023," kata Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers di kantornya, Senin (3/2).
Amalia mengatakan, penurunan luas panen padi tersebut kemudian dapat terkompensasi oleh kenaikan luas panen sepanjang susubround 2 dan 3 periode Mei-Agustus dan September-Desember 2024.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan hasil amatan Desember, potensi luas panen padi sepanjang Januari sampai Maret tahun ini diperkirakan akan mencapai 2,83 juta hektar atau mengalami peningkatan sekitar 970,33 ribu hektar atau naik sekitar 52,08 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024," ujarnya.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (16/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Produksi Padi Menurun
Produksi padi di Indonesia sepanjang Januari-Desember 2024 tercatat sekitar 53,14 juta ton gabah kering giling (GKG), turun sebanyak 838,27 ribu ton GKG (1,55 persen) dibandingkan 2023 sebanyak 53,98 juta ton GKG.
"Produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 9,34 juta ton GKG, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sekitar 1,52 juta ton GKG," kata Amalia.
Jika perkembangan produksi padi selama tahun 2024 dilihat menurut subround, kata Amalia, terjadi penurunan produksi padi pada subround Januari−April 2024, yaitu sebesar 3,33 juta ton GKG (14,75 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023.
ADVERTISEMENT
Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada subround Januari−April 2024, yaitu sebesar 0,64 juta hektare (15,21 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023.
"Di sisi lain, peningkatan produksi padi terjadi pada subround Mei−Agustus 2024 dan subround September−Desember 2024, yaitu masing-masing sekitar 0,27 juta ton GKG (1,45 persen) dan 2,22 juta ton GKG (17,15 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023," ujarnya.
Sementara itu, potensi produksi padi pada Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 15,06 juta ton GKG, atau naik sekitar 5,18 juta ton GKG (52,40 persen) dibandingkan Januari−Maret 2024 yang sebanyak 9,88 juta ton GKG.