Luhut Lobi Industri Farmasi AS untuk Buka Pabrik Obat COVID-19 di Indonesia

18 Oktober 2021 20:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (27/9/2021). Foto: Reno Esnir/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (27/9/2021). Foto: Reno Esnir/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, melobi industri farmasi di sana agar membuka pabrik obat COVID-19 di Indonesia. Luhut datang langsung ke Amerika Serikat (AS), bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
ADVERTISEMENT
Industri farmasi AS yang dijajaki untuk berinvestasi di Indonesia ada beberapa, seperti Merck, serta Roche and Athea. Menurutnya, penjajakan dilakukan agar Indonesia tak sekadar jadi pembeli, melainkan juga untuk kerja sama investasi dan produksi di Indonesia.
"Saya dapat sampaikan bahwa kita tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli, kita harapkan produsen obat tersebut melakukan kerja sama, melakukan investasi dan produksinya di Indonesia," kata Luhut Pandjaitan dalam konferensi pers daring, Senin (18/10).
Menko Luhut menjelaskan dirinya dan Menkes Budi Sadikin akan melakukan pertemuan dengan Merck mengenai obat Molnupiravir.
Petugas menyiapkan obat COVID-19 di gudang instalasi farmasi. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Selain Molnupiravir dari Merck, saat ini terdapat obat Proxalutamide yang sedang dalam tahap uji klinis ketiga di Indonesia dan sedang berproses di BPOM. Alternatif lain adalah AT-527 yang dikembangkan oleh Roche and Athea. Ketiga obat tersebut menunjukkan potensi untuk menjadi obat COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Itu akan kita temui mereka hari Rabu di New York. Kalau itu benar (obat COVID-19), kita akan minta industri farmasi bangun pabriknya di Indonesia. Dan dari apa yang kami lihat, peluang itu sangat ada," ujarnya.
Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan upaya tersebut merupakan salah satu langkah mitigasi yang disiapkan pemerintah apabila terjadi gelombang ketiga COVID-19 akibat libur Natal dan Tahun Baru.
Mobilitas masyarakat saat momentum libur Natal-Tahun Baru yang diyakini akan meningkat hingga menurunnya efek imunitas pascavaksinasi juga dikhawatirkan bisa memicu gelombang ketiga di Tanah Air pada akhir hingga awal tahun.