Makin Banyak Perempuan Enggan Pakai Bra, Ini Dampaknya ke Bisnis Pakaian Dalam

26 Mei 2023 11:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Durasi yang tepat untuk mengenakan bra. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Durasi yang tepat untuk mengenakan bra. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makin banyak perempuan di Amerika Serikat (AS) enggan pakai bra. Lantas bagaimana dampak tren ini ke bisnis pakaian dalam, khususnya yang memproduksi bra?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Business Insider, Jumat (26/5), survei soal perempuan yang makin enggan pakai bra itu dilakukan oleh peritel pakaian dan aneka aksesoris yang berpusat di Pittsburgh, Pennsylvania, yakni American Eagle.
Direktur Eksekutif American Eagle, Jennifer Foyle, mengungkapkan perkembangan desain pakaian termasuk model bra, menjadi pemicu keengganan perempuan AS pakai bra.
Merespons tren tersebut, American Eagle dan brand pakaian dalam satu grup-nya, Aerie, harus memfokuskan ulang bisnis mereka.
"Gadis-gadis mengenakan atasan bra," imbuhnya. "Jadi, tidak perlu bra, dan kami fokus pada itu dan bagaimana dia memakai pakaian intimnya," lanjut Jennifer Foyle lagi.

Strategi Bisnis Produsen Pakaian Dalam

Victoria's Secret Fantasy Bra Foto: Dok. vsfstb, vsmodelslife, Elsa Hosk
British Vogue melaporkan, di The Daily Front Row's Annual Fashion Awards bulan lalu, banyak tamu yang memilih bralette, umumnya dipadukan dengan rok panjang atau celana panjang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu produsen pakaian dalam terkemuka lainnya, Victoria's Secret yang merupakan saingan utama Aerie, secara khusus memproduksi bra yang lebih fashionable untuk dikenakan sebagai pakaian luar.
"Victoria's Secret bahkan memiliki halaman di situs web-nya yang didedikasikan untuk atasan bra yang dapat dikenakan sebagai pakaian luar, dengan barang-barang seperti atasan korset dan bra balconette bordir," tulis Business Insider.
Pengecer pakaian dalam Pour Moi juga memiliki pilihan pakaian dalam yang diberi label di situs webnya sebagai "dikenakan untuk dilihat," termasuk bustiers, bralette, dan body suit berenda.
InStyle melaporkan tentang tren tersebut, dan menilai telah terjadi perubahan gaya busana pakaian dalam pada era 2000-an dibandingkan 1990-an. Kini 'pakaian dalam' tak lagi harus dipakai di dalam pakaian.
ADVERTISEMENT

Prospek Bisnis Pakaian Dalam Tetap Cerah

Nilai pasar bra (dalam miliar dolar) tetap tumbuh rata-rata secara tahunan sebesar 5,6%. Grafik: Stratview Research
Meski perempuan khususnya di Amerika Serikat (AS) enggan memakai bra, ternyata tren itu tak membuat prospek bisnis pakaian dalam khususnya bra surut. Data Stratview Research menunjukkan nilai pasar bra secara global pada 2023 diproyeksi mencapai USD 24,2 miliar, naik dari 2022 sebesar USD 23 miliar.
Tren kenaikan masih akan terus terjadi setidaknya hingga 2026 dengan pertumbuhan secara tahunan atau CAGR 5,6 persen per tahun. Penurunan minat mengenakan bra, terkompensasi oleh peningkatan penjualan bralette, crop top, dan produk modifikasi pakaian dalam lainnya menjadi pakaian luar.
American Eagle misalnya, mengungkap kenaikan penjualan sport bra merek Aerie miliknya. Aerie yang punya 300 toko tersendiri di AS di luar gerai American Eagle, menghasilkan omset sepertiga dari total pendapatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Merek bra penguasa pasar global, yang sukses merebut minat perempuan selain Aerie dan Victoria's Secret , antara lain L Brands Inc (AS), Hanesbrands Inc (AS), Wacoal (Jepang), Triumph Internasional (India), dan Wolf Lingerie Limited (Hong Kong).