Mal Produk Branded Terkemuka Prancis Tutup, Tapi Bukan Akibat Boikot

11 November 2020 6:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jalan di Montmartre, Paris beberapa menit sebelum jam malam untuk mengantisipasi penularan corona. Foto: BENOIT TESSIER/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalan di Montmartre, Paris beberapa menit sebelum jam malam untuk mengantisipasi penularan corona. Foto: BENOIT TESSIER/REUTERS
ADVERTISEMENT
Printemps, pusat perbelanjaan atau mal yang menawarkan produk-produk branded terkemuka Prancis, menutup sejumlah gerai mereka. Tapi penutupan ini bukan dampak dari aksi boikot produk Prancis, yang mencuat di sejumlah negara, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Printemps yang didirikan pada 1865, merupakan salah satu department store tertua Prancis, selain Le Bon Marche. Printemps telah menjadi tempat belanja favorit para turis dari berbagai negara, yang gemar berburu produk branded Prancis.
Dikutip dari Reuters, Rabu (11/11), Serikat pekerja Prancis CGT Union, menjelaskan penutupan sejumlah gerai Printemps dilakukan sebagai dampak pandemi COVID-19. Melonjaknya lagi kasus positif COVID-19, membuat sejumlah negara Eropa kembali memberlakukan lockdown.
Hal ini berdampak buruk bagi bisnis ritel seperti Printemps. Padahal mal itu merupakan lokasi belanja favorit bagi mereka yang mengincar produk make-up dan pakaian dari merek terkemuka. Seperti Burberry dan Gucci.
Burberry Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann
Dalam perundingan antara perusahaan dengan CGT Union, setidaknya ada empat dari 19 department store grup di bawah bendera Printemps yang akan ditutup. Termasuk masing-masing satu di kota Le Havre dan di Strasbourg. Selain itu, satu gerai Printemps di mal Paris juga direncanakan ditutup.
ADVERTISEMENT
Sekitar 450 pekerja atau sekitar 15 persen dari total jumlah karyawan Printemps, terancam di-PHK.
Surat kabar Le Monde mengutip seorang juru bicara Printemps, menjelaskan langkah itu diambil untuk menekan kerugian operasional. Banyak toko ritel Prancis mengalami kesulitan usaha, bahkan sebelum terjadi pandemi. Antara lain akibat pemogokan sektor transportasi awal tahun ini. Tapi Reuters tak menyebut dampak aksi boikot produk Prancis, ke bisnis ritel di sana.