Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Manajemen Soal Kondisi Pelni: Badannya Berdiri Saja Enggak Bisa
13 September 2018 19:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Pihak manajemen PT Pelni (Persero) masih keberatan dengan tuntutan serikat pekerja Pelni yang meminta gaji pokok kembali dinaikkan. Apabila tidak dinaikkan, para pekerja mengancam akan menggelar mogok kerja nasional yang digelar besok hingga 14 Oktober 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut pihak manajemen, gaji pokok pekerja sudah naik hingga sekitar 20 persen pada Juli 2018 lalu. Pihak manajemen meminta para pekerja untuk melihat kondisi keuangan perusahaan yang belum cukup stabil walaupun sudah memperoleh untung.
“Kita itu harus lihat juga kondisi perusahaan wong badan (perusahaan) berdiri saja enggak bisa, mau cari daun pasti enggak bisa,” ujar Direktur Operasional dan Layanan PT Pelni Tukul Harsono kepada kumparan, Kamis (13/9).
Mengutip laporan keuangan Pelni saat ini memang konsisten meraup laba. Rinciannya adalah Rp 11,2 miliar di 2014, Rp 100,2 miliar di 2015, Rp 248 miliar di 2016 dan Rp 276 miliar di 2017. Tahun terakhir Pelni menderita kerugian terjadi di 2013. Saat itu Pelni merugi Rp 613 miliar.
ADVERTISEMENT
"Itu kan Pelni ini ada sejarahnya, Pelni itu rugi dari tahun 2002 sampai tahun 2012. Kalau gaji pokok dinaikkan 20 persen tapi 2 bulan berikutnya tutup, mau?," ujarnya.
Untuk itu, keinginan pekerja yang meminta kenaikan gaji pokok akan direview terlebih dahulu. Manajemen akan menyesuaikan antara keuntungan yang didapat dengan beban biaya operasi Pelni.

"Melihat kekuatan manajemen dan akan memperhatikan kesejahteraan. Lalu setelahnya akan liat perkembangan, kalau ada perkembangan tahun depan kenapa tidak kami naikkan," jelasnya.
Mogok Nasional Hanya Gertak Sambal
Pada kesempatan tersebut, Tukul menyatakan bahwa ancaman mogok nasional para pekerja Pelni hanyalah gertak sambal. Dia menyatakan masih banyak kalangan pekerja terutama yang tergabung dalam Serikat Karyawan (Sekar) Pelni yang masih mendukung kebijakan manajemen.
ADVERTISEMENT
"Kalau kapal (berhenti beroperasi) itu pasti enggak ada, hanya koar-koar doang. Kalau mereka bawa kapal kan (kepentingan) nasional. Ini negara, enggak bisa begitu," ucapnya.
Dia meminta sebaiknya para pekerja Pelni yang mengancam akan menggelar mogok kerja nasional besok kembali berdialog dengan pihak manajemen. Tukul mengklaim beberapa kali pihak serikat pekerja menolak ketika diajak berdialog.
"Ada kok buktinya, kita ada undangannya. Jadi mereka itu merasa enggak tahu tujuannya apa enggak tahu. Kalau tujuannya menjatuhkan direksi ya boleh-boleh saja kok," kata dia kembali mengancam.
Berikut kinerja bisnis Pelni:
