Maskapai Sekelas Singapore Airlines Guncang oleh Pandemi: 4.300 Pekerja di-PHK

11 September 2020 10:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singapore Airlines A350-900 Generasi Pertama tujuan Singapura-Brisbane. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Singapore Airlines A350-900 Generasi Pertama tujuan Singapura-Brisbane. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai penerbangan sekelas Singapore Airlines (SIA) tak bisa menghindar dari dampak pandemi virus corona. Padahal pemerintah Singapura telah menyuntikkan dana hingga Rp 200 triliun untuk menopang keuangan maskapai tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari salinan surat CEO Singapore Airlines yang diperoleh kumparan, maskapai penerbangan itu terpaksa mem-PHK 4.300 pekerja atau hampir 65 persen dari total jumlah pegawainya. Pekerja yang di-PHK berasal dari grup perusahaan, yakni Singapore Airlines, SilkAir, dan maskapai berbiaya murah Scoot.
"Keputusan mem-PHK pegawai adalah keputusan yang sulit. Dan ini merupakan keputusan paling berat yang harus saya ambil dalam 30 tahun terakhir," kata CEO Singapore Airlines, Goh Choon Phong, dalam surat tertanggal 10 September 2020 yang ditujukan kepada seluruh karyawan.
Sebelumnya, Singapore Airlines telah melakukan berbagai upaya untuk menahan kelangsungan bisnis mereka. Mulai dari menghentikan program rekrutmen, menjalankan pensiun alami dan juga pensiun dini. Diikuti dengan PHK terhadap 4.300 pekerja, Singapore Airlines Group kini menyisakan 2.400 pekerja untuk mengelola tiga maskapai penerbangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemerintah Singapura juga menyiapkan bantuan pendanaan. Melalui BUMN Temasek, Singapore Airlines menerima suntikan dana 19 miliar dolar Singapura atau setara Rp 200 triliun. Tapi kelesuan pasar di tengah pandemi virus corona, membuat maskapai penerbangan ini harus memangkas lebih dari setengah rute penerbangannya.
Pesawat Singapore Airlines di bandara Changi Singapura. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dikutip dari The Straits Times, jumlah penumpang yang diangkut tiga maskapai penerbangan di bawah SIA terpangkas sebanyak 95 persen. Pada kuartal II 2020 yang berakhir Juni, kerugiannya mencapai 1,12 dolar Singapura atau sekitar Rp 12,2 triliun.
Singapore Airlines merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka, yang paling sulit memulihkan bisnisnya dari dampak pandemi virus corona. Salah satunya karena maskapai tersebut tak memiliki rute penerbangan domestik. Padahal di banyak maskapai lain, penerbangan domestik jadi penyelamat dan yang akan pertama kali membangkitkan industri penerbangan.
ADVERTISEMENT
“Dibandingkan dengan kebanyakan maskapai besar di dunia, Grup Singapore Airlines berada dalam posisi yang lebih rentan karena tidak memiliki pasar domestik yang akan menjadi yang pertama melihat pemulihan,” ujar Goh Choon Phong.
"Agar tetap dapat bertahan dalam lanskap yang tidak pasti ini, maskapai penerbangan Grup akan mengoperasikan armada yang lebih kecil untuk jaringan yang lebih sedikit dibandingkan dengan operasi sebelum pandemi, di tahun-tahun mendatang," pungkasnya.