Mau Beli 15 Jet Tempur Eurofighter Bekas, Surat Prabowo Direspons Menhan Austria

7 September 2020 12:55 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) membalas hormat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) usai acara serah terima jabatan, Kamis (24/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) membalas hormat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) usai acara serah terima jabatan, Kamis (24/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah mengincar 15 unit jet tempur Eurofighter bekas dari Austria, untuk mengganti F-5 Tiger II yang sudah dipensiunkan sejak 2017 lalu. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sebelumnya sudah menyurati Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner, pada Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu hampir dua bulan, surat Prabowo tersebut mendapat respons dari Tanner.
Media terkemuka Austria, Kronen Zeitung, pada Minggu (6/9) menulis ini merupakan respons pertama Tanner atas keinginan Indonesia untuk membeli 15 unit Eurofighter bekas milik Austria. "Dengan senang hati kami menerima minat Anda untuk membeli lima belas Eurofighter Austria untuk memodernisasi armada udara Anda," tulis Menhan Austria Klaudia Tanner seperti dilansir Kronen Zeitung.
Meski demikian, masih ada proses panjang yang harus dilewati agar jual-beli 15 unit jet tempur Eurofighter bekas ini bisa terlaksana. Pemerintah Austria sendiri telah memerintahkan panglima angkatan bersenjatanya untuk memastikan rencana ini bisa berjalan.
Eurofighter Typhoon Foto: eurofighter.com
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto, mempertimbangkan untuk membeli jet tempur Rusia Sukhoi Su-35. Tapi karena ada masalah terkait mekanisme pembelian, pilihan beralih ke Eurofighter Typhoon.
ADVERTISEMENT

Proses Masih Rumit, Perlu Restu Banyak Pihak

Selain persetujuan dari Pemerintah Austria, penjualan 15 unit jet tempur Eurofighter ini juga memerlukan restu dari pihak eksternal. Karena jet tempur ini memang produk bersama sejumlah negara. Selain Austria, ada Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol, serta Amerika Serikat. Dalam pembuatan pesawat, konsorsium itu dipimpin oleh industri aviasi Eropa, Airbus.
"Sekarang kami memberi tahu Indonesia bahwa kami akan memeriksa penjualan tersebut secara legal dan mengadakan pembicaraan dengan semua pihak yang terlibat," ujar Tanner.
Selain masalah di pihak konsorsium, Kronen Zeitung juga menyebut sikap Presiden Jokowi menjadi pertimbangan Austria untuk melepas atau tidak jet tempur Eurofighter itu ke Indonesia. "Pasalnya Presiden Jokowi pernah mengeluarkan arahan agar TNI tidak membeli peralatan bekas. Hal itu diawali dengan serangkaian kecelakaan panjang yang melibatkan pesawat bekas milik TNI AU," tulis Kronen Zeitung.
ADVERTISEMENT