Mau Coba Paylater atau Kartu Kredit? Simak Dulu Tips dari Perencana Keuangan

16 Juli 2021 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TokoKu, aplikasi PayLater khusus untuk pemilik warung jaringan IRMA. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
TokoKu, aplikasi PayLater khusus untuk pemilik warung jaringan IRMA. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan dalam transaksi keuangan digital turut membuat penggunaan Paylater dan kartu kredit kian marak. Terlebih lagi di tengah pandemi COVID-19 yang menyebabkan kemampuan ekonomi sebagian orang menurun.
ADVERTISEMENT
Alhasil, kemudahan transaksi yang ditawarkan dua layanan tersebut dengan pembayaran bisa belakangan, menjadi semakin menggiurkan. Namun, kemudahan tersebut bukan berarti tanpa risiko.
Belum lama ini, viral pengakuan dari seorang remaja yang menyatakan tagihan Paylater miliknya membengkak dari Rp 400 ribu di Juni 2020, menjadi hingga Rp 17 juta lebih di 2021. Dia mengaku tagihan tersebut melonjak berkali-kali lipat lantaran tidak mampu membayar cicilan.
Berkaca dari kasus tersebut, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini, memberikan sejumlah tips yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan menggunakan layanan pinjaman, entah itu Paylater ataupun kartu kredit.
"Sebelum memilih, Anda berarti fokusnya bukan Paylater atau kartu kreditnya. Kebutuhan Anda dalam pinjaman ini untuk apa dan berapa lama?" ujar Mike Rini kepada kumparan, Jumat (16/7).
ADVERTISEMENT
Mike menyarankan, apabila kebutuhan tersebut untuk membeli barang-barang yang nilainya menurun, Paylater tepat dijadikan pilihan. Hal ini supaya jangka waktu pembelian menjadi lebih terukur dan Anda lebih konsisten dalam melakukan pembayaran.
Sementara kartu kredit, lebih tepat digunakan dalam keadaan atau kebutuhan yang urgensi. Semisal dalam situasi tengah kesulitan dalam arus kas.
"Jadi situasi emergency kartu kredit, Paylater buat pembelian barang. Tapi bukan buat makan atau barang konsumtif, juga bukan beli masker baju dan lain-lain, yang ini harusnya bayar lunas lah. Jadi lebih ke mindset ketika mengambilnya," tutur Mike.
Dia pun mengakui, kemudahan hingga kenyamanan dalam hal pendaftaran yang ditawarkan Paylater, memang dibarengi risiko serta beban biaya yang lebih besar pula. Sehingga Mike menyarankan agar menyadari terlebih dahulu risiko seperti adanya mekanisme tagihan dalam jumlah fiks atau tetap tiap bulannya yang mesti dibayarkan.
ADVERTISEMENT
"Kalau kartu kredit kan bisa bayar minimum, di satu sisi dia dibikin fleksibel sehingga bisa menyesuaikan kondisi keuangan. Jadi sesuaikan kebutuhan kita, kalau memang pas kebetulan lagi dananya itu kesulitan keuangan sementara ada kebutuhan keuangan yang kita bayar. Misal kita cuma sanggup minimum payment aja, kartu kredit jadi lebih cocok, karena tidak ada cicilan tetap," pungkas Mike Rini.