Menguji Keyakinan Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Meroket 7 Persen

5 Agustus 2021 8:05 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di sela-sela peluncuran paket obat isoman di Istana Merdeka, Kamis (15/07/2021). Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di sela-sela peluncuran paket obat isoman di Istana Merdeka, Kamis (15/07/2021). Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021, pada Kamis (5/8) siang nanti. Sebelumnya Presiden Jokowi mengungkapkan keyakinannya, ekonomi kali ini akan tumbuh sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
“Kita semua masih optimistis bahwa di kuartal II, meskipun kuartal I minus 0,74 persen tapi di kuartal II kita masih optimistis tumbuh Insyaallah 7 persen,” kata Jokowi saat membuka Munas VIII Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6).
Jika keyakinan Jokowi itu terbukti, maka berarti membalik keadaan Indonesia yang sebelumnya terjerat resesi ekonomi. Suatu negara dikatakan mengalami resesi, jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut.
Sementara Indonesia, bahkan sudah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif, empat kuartal berturut-turut. Yakni sejak kuartal II 2020 hingga kuartal I 2021 lalu.
Jika benar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 ini mencapai 7 persen, juga berarti merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di masa pemerintahan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Pada masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi menjanjikan pertumbuhan ekonomi meroket hingga 7 persen per tahun. Meski realisasinya mentok di kisaran 5 persen. Bahkan pandemi COVID-19 membuat ekonomi 2020 justru minus 2,07 persen.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi angka 6,7 persen. Angka ini sejalan dengan prediksi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia. Sedangkan OJK optimistis target 7 persen bisa dicapai.
Sementara Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II di kisaran 5 persen. Sedangkan Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mematok angka kisaran 4,5-5,5 persen.