Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu nelayan di kawasan Natuna, Kepulauan Riau takut melaut lantaran masih adanya kapal ikan asing berbendera China. Sebab dalam beberapa kasus, sebagian nelayan diusir oleh kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengaku telah memprioritaskan penyelesaian persoalan kapal ikan asing di Natuna. Ia meminta supaya masalah ini tidak diperbesar.
"Jangan diperpanjang, itu urusan saya lah. Kita prioritaskan masalah Natuna, semua nelayan daerah dulu. Kita bangun kekuatan mereka, kita besarkan mereka," katanya saat ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Kamis (16/1) malam.
Edhy juga bilang sehari sebelum kunjungan presiden ke kawasan Natuna, Rabu (8/1), tidak ada nelayan yang melaut karena khawatir diusir atau diganggu oleh kapal ikan asing . Menurut dia, sebagian besar nelayan itu berasal dari Pulau Jawa yang berada di kawasan Natuna.
"Faktanya seluruh daerah itu nelayan (Pulau) Jawa yang ngisi. Ini masalah kekhawatiran aja," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Edhy bilang, saat ini di kawasan Natuna masih ada kekosongan kapal-kapal berukuran 100-305 GT. Oleh karena itu, Edhy akan menambah kapal-kapal berkapasitas besar di kawasan laut Natuna. Dengan begitu diharapkan laut tersebut tak didominasi kapal ikan asing .
"Ini masih itungan. Karena gelombang laut tinggi. Kapal Orca kita aja susah masuk. Kita mau ramaikan perbatasan dengan hitungan sustainable ke wilayah perikanan," lanjutnya.