Milenial dan Obsesi Pensiun Muda

10 Januari 2020 14:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zona Bisnis. Foto: Argy Pradypta/kumparan dan Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zona Bisnis. Foto: Argy Pradypta/kumparan dan Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Hidup sejahtera tanpa direpotkan lagi urusan pekerjaan dan omelan bos, siapa yang tak mendamba? Pensiun di usia muda, menjadi obsesi banyak milenial. Apalagi kalau keleluasaan waktu itu, bisa diisi aktivitas yang diidamkan seperti travelling atau setidaknya menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
Mas Aji Gustiawan (26) merupakan salah seorang milenial yang berkeinginan pensiun muda. Bagi pria yang saat ini berprofesi sebagai product manager di sebuah startup teknologi, pensiun muda bukan berarti berhenti bekerja.
“Kalau bagi saya, pensiun dini itu berhenti bekerja office hour. Tapi harus ada passive income usaha kita,” katanya kepada kumparan.
Untuk mewujudkan keinginan itu, mulai setahun terakhir dia rajin berinvestasi dan lebih mengerem pengeluaran. Lalu, Aji juga mulai memikirkan membuat usaha yang nantinya diharapkan bisa memberi pemasukan.
Jika rata-rata usia pensiun adalah 55 tahun, Aji mematok target sudah bebas dari ikatan kantor di usia 40. “Saya usahakan mulai berbisnis jauh-jauh hari sih, sebelum target pensiun dini saya di umur 40 tahun. Jadi ketika bisnis sudah kuat jalannya, baru keluar,” ucap Aji.
ADVERTISEMENT
Saat disinggung mengenai alasan ingin pensiun dini, dia mengaku ingin memiliki hidup lebih baik dalam jangka waktu yang lama. Menengok saat pensiun dini, Aji bisa banyak menghabiskan waktu untuk teman dan keluarga.
Bisa banyak menghabiskan waktu dengan keluarga menjadi salah satu alasan ingin pensiun muda. Foto: Shutterstock
“Bekerja di perusahaan profesional cukup sebagai pembelajaran mengelola organisasi dan mengisi tabungan, sekalian eksperimen usaha. Jadi kalau gagal, kita masih ada pegangan,” ujarnya.
Senada, salah seorang pegawai BUMN, Adi Darmawan (29), juga memiliki rencana untuk pensiun muda. Menurut dia, rencana pensiun muda itu muncul setelah 2 tahun ia bekerja di Jakarta. Adi ingin memiliki banyak waktu luang untuk memanjakan diri.
“Ingin punya lebih banyak waktu luang sih. Soalnya selama di Jakarta stress karena macetnya itu, pressure kerja, minim waktu istirahat,” kata Adi.
ADVERTISEMENT
Adi yang menjabat sebagai supervisor di BUMN perbankan, tengah gencar menabung dan berinvestasi untuk merealisasikan niatnya. Sama seperti Mas Aji, Adi juga mulai merintis sebuah bisnis.
“Pensiun dini bukan berarti enggak menghasilkan. Saya sekarang buka bisnis laundry kecil-kecilan di kampung, lumayan,” jelasnya.
Infografik pensiun. Foto: Kiagoos Aulianshah/kumparan
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi Andy Nugroho menyarankan apabila ingin pensiun muda, pekerja sebaiknya menentukan target jumlah uang yang ditabung untuk menyambung hidup selama masa pensiun.
Misalnya pekerja ingin pensiun muda di usia 40 tahun. Sementara berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), angka harapan hidup orang Indonesia mencapai 71 tahun. Artinya harus ada dana yang disiapkan untuk menutupi kebutuhan setidaknya 31 tahun.
“Kalau biaya hidupnya Rp 5 juta sebulan. Berarti dalam tempo 1 tahun butuh Rp 60 juta. Kalau diestimasi sampai usia harapan hidup dikali 31 tahun, amannya jadi Rp 960 juta. Itu nilai inflasinya belum dihitung, karena nilai uang sekarang tidak sama dengan di masa depan,” ucap Andy.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dia juga menyarankan agar pekerja itu memiliki bisnis atau investasi untuk menambah tabungan dan mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Andy menyebut pensiun muda memang harapan banyak orang, namun persiapannya jauh lebih banyak.
Instrumen investasi yang cocok untuk mempersiapkan pensiun misalnya adalah reksa dana. Sebab investasinya untuk jangka panjang. Selain itu, reksa dana menawarkan hasil investasi yang menarik.
Menjalani usia pensiun dengan sejahtera menjadi dambaan banyak orang, tapi hanya sedikit yang menyiapkan. Foto: Pixabay
“Untuk dana pensiun karena jaraknya masih jauh, lebih efektif dimasukkan ke reksa dana. Pertumbuhan nilainya lebih efektif ketimbang deposito atau tabungan biasa,” ujarnya.
Selain reksa dana, dia juga merekomendasikan logam mulia seperti emas dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). DPLK sendiri diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi yang tiap bulannya menarik iuran, kemudian saat peserta pensiun akan diberikan penghasilan tiap bulan beserta imbal hasilnya.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya tidak mengandalkan BPJS Ketenagakerjaan saja karena tidak besar,” ucap Andy.
Dia pun menyarankan pekerja menyisihkan sekitar 10 persen penghasilannya khusus untuk dana pensiun. Namun jika tak mencapai angka itu, menurut Andy tak masalah. Yang terpenting pekerja terbiasa menabung.
“Yang penting kontinyu aja dan itu yang dijadikan habit. Jadi misal hanya 5 persen enggak apa-apa. Kemudian nanti kita dapat gaji lebih besar, dapat bonus, disisakan lebih besar itu,” katanya berbagi tips menyiapkan pensiun muda.