Mitratel Jadi Raja Menara di Asia Tenggara, Ini Strategi Naikkan Rasio Pelanggan

30 November 2023 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara telekomunikasi Mitratel. Foto: Mitratel
zoom-in-whitePerbesar
Menara telekomunikasi Mitratel. Foto: Mitratel
ADVERTISEMENT
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel mengukuhkan posisinya sebagai raja menara telekomunikasi di Asia Tenggara. Terbaru, emiten berkode MTEL itu mengakuisisi 803 menara dari PT Gametraco Tunggal senilai Rp1,75 triliun.
ADVERTISEMENT
Dengan aksi korporasi itu, Mitratel kini punya koleksi 37.894 menara. Pesaing terdekatnya di dalam negeri, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) per semester I 2023 mengoperasikan 29.792 menara. Sedangkan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) per semester I 2023 hanya punya 22.026 menara.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko, memaparkan dari jumlah menara sebanyak 37.894 yang dimilikinya, jumlah operator telekomunikasi yang dilayani (tenant) ada sebanyak 57.031.
"Artinya memang tenancy ratio kita di posisi 1,52 itu masih rendah dan ke depannya punya prospek besar untuk ditingkatkan," kata pria yang akrab disapa Teddy itu dalam perbincangan dengan media di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (30/11).
Tenancy ratio adalah perbandingan jumlah penyewa, dalam hal ini operator telekomunikasi atau pengguna lainnya, terhadap jumlah menara yang dikuasai suatu profider infrastruktur telekomunikasi. Semakin besar angka tenancy ratio, artinya semakin produktif setiap menara dalam menghasilkan pendapatan.
ADVERTISEMENT
Dari penelusuran kumparan, pesaing terdekat MTEL yakni TOWR dan TBIG punya tenancy ratio lebih tinggi di kisaran 1,8-1,9.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko di acara Telkom Group Investor Day 2022, di Nusa Dua, Bali, Rabu (24/8/2022). Foto: Dok. Mitratel
Teddy mengatakan telah menyiapkan strategi untuk menaikkan tenancy ratio di bisnis menaranya.
Beberapa variabel yang diperhitungkan dalam analisis data market itu, yakni pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Juga tingkat kerapatan antar-menara di daerah tersebut. Idealnya secara teori, jarak antar-menara tidak kurang dari 1 km.
"Jumlah menara kita di daerah yang potensial masuk prioritas satu itu, sekitar 6 ribu. Ini artinya punya prospek besar untuk menaikkan tenancy ratio," tutur Teddy.
Potensi kenaikan tenancy ratio menara Mitratel, juga berpeluang didapatkan dari daerah-daerah di luar Jawa. Saat ini sebanyak 85 persen menara MTEL berada di luar Jawa, khususnya Sumatera, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua.
ADVERTISEMENT
"Daerah itu kan sekarang jadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru karena banyak investasi ke sana. Ini sangat potensial jadi sumber kenaikan tenancy ratio, apalagi kita merajai pemilikan menara di sana," pungkas Dirut Mitratel itu.