Mundur Lagi, Proyek LNG Tangguh Train 3 Baru Produksi di November 2023

5 April 2023 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa instalasi pipa regasifikasi (pengubahan kembali LNG menjadi gas) di area pabrik PT Perta Arun Gas (PAG) di Lhokseumawe, Aceh, Senin (27/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa instalasi pipa regasifikasi (pengubahan kembali LNG menjadi gas) di area pabrik PT Perta Arun Gas (PAG) di Lhokseumawe, Aceh, Senin (27/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Target commercial operation date (COD) atau produksi komersial proyek gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, mundur lagi menjadi November 2023.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji. Dia menuturkan, pengaliran perdana gas Tangguh Train 3 akan dilakukan di Juni atau Juli 2023.
"Saya kira first gas sekitar lupa saya, Juni atau Juli. Tapi komersialnya di November, ya di kuartal III atau kuartal IV," ungkapnya saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Selasa (4/4).
Pasalnya, proyek yang dimulai sejak 2016 ini mengalami banyak tantangan yang utamanya diakibatkan COVID-19, menyebabkan proyek terhenti untuk dilakukan langkah-langkah sesuai protokol penanganan pandemi.
Beberapa kali mengalami kemunduran target COD, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sempat ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2020, namun mundur ke kuartal III 2021, dan hingga saat ini belum ada kepastian kapan proyek ini beroperasi.
ADVERTISEMENT
Tutuka melanjutkan, produksi LNG dari proyek ini sekitar 60 persen disalurkan untuk kebutuhan PT PLN (Persero), sementara sisanya akan diekspor kepada pembeli yang sudah terkontrak, salah satunya JERA Global Markets.
Dia pun mengkhawatirkan mundurnya proyek LNG ini berakibat kepada penalti atau sanksi yang kemungkinan didapatkan operator, dalam hal ini British Petroleum Berau Ltd (BP Berau), dari para pembeli LNG.
Perwira Pertamina wanita Sherina (kiri) bersama rekannya melakukan pengecekan LPG Production Booster System di Kilang LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
"Untuk menghindari penalti itu dia ada schedule. Begitu dia muncul kan harus membayar yang dia belum dia kontrak. Itu cukup rumit kalau enggak dia kena penalti besar," jelas Tutuka.
Meski demikian, Tutuka tidak bisa memastikan berapa besar penalti yang harus ditanggung BP Berau akibat molornya proyek Tangguh Train 3 lantaran hal tersebut urusan business to business (B2B).
ADVERTISEMENT
"Setahu saya seminimal mungkin penaltinya, kena atau tidak saya agak kurang pasti akurat ya, tapi setelah dilakukan banyak sekali rescheduling sehingga sedikit sekali yang kena penalti,"`sambung dia.
Berdasarkan catatan kumparan, Tangguh Train 3 memiliki kapasitas 3,8 juta ton per tahun (million per ton annum/MTPA) dikembangkan berdasarkan persetujuan Plan of Development (PoD) II dengan nilai investasi mencapai USD 11 miliar atau setara dengan Rp 159 triliun.