Pahala Mansury: IPO 2 Unit Usaha BUMN, PHE dan PalmCo, Paling Ditunggu-tunggu

15 Juli 2023 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang merupakan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), melakukan perawatan sumur minyak atau Workover Well Service (WOWS). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang merupakan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), melakukan perawatan sumur minyak atau Workover Well Service (WOWS). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dua unit usaha di bawah BUMN, yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PalmCo, disebut paling ditunggu-tunggu. PHE merupakan subholding hulu migas (upstream) di bawah PT Pertamina (Persero), sedangkan PalmCo unit usaha sawit dan CPO di bawah PTPN V.
ADVERTISEMENT
"Indonesia akan meluncurkan IPO yang ditunggu-tunggu untuk PalmCo dan PHE dalam beberapa bulan mendatang," tulis Reuters melansir pernyataan Wakil Menteri BUMN I, Pahala N. Mansury, dikutip Sabtu (15/7).
Menurutnya, saham PHE akan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sekitar Agustus atau September. Sedangkan PalmCo direncanakan menggelar IPO pada September atau Oktober.

IPO PHE Jadi yang Terbesar

Wakil Menteri BUMN I yang juga Wakil Komisaris Utama (Wakomut) PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury (Kiri) saat meninjau salah satu unit usaha Pertamina. Foto: Pertamina
Pahala Mansury menolak mengungkapkan target pendanaan dari aksi kedua korporasi itu. Tapi sumber Reuters menyebutkan, PHE menargetkan meraup USD 1,3 miliar atau hampir Rp 20 triliun.
Hal ini akan menjadikan IPO PHE sebagai yang terbesar di sepanjang 2023, setelah sebelumnya IPO AMMAN Mineral pada 7 Juli 2023 lalu meraup dana Rp 10,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Hasil IPO PHE akan digunakan untuk membiayai produksi dan eksplorasi hulu migas Pertamina, khususnya gas bumi. Sumber energi itu dianggap sebagai komoditas transisi menuju energi yang lebih bersih.
Saat ini Pertamina Hulu Energi mengoperasikan 27 blok migas dan memiliki hak partisipasi di 13 blok lain di Indonesia. Subholding upstream PT Pertamina (Persero) itu juga memiliki sejumlah operasi di luar negeri, seperti Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.
Peningkatan eksplorasi dan produksi harus dilakukan, untuk mengatasi penurunan cadangan minyak dan gas bumi di banyak blok yang menipis.

Ekspansi Industri Sawit Nasional

Pekerja mengangkut buah kelapa sawit di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (2/6/2023). Foto: ANTARA FOTO/Yudi
Sementara IPO PalmCo yang akan jadi perusahaan pengelola perkebunan sawit negara, disebut-sebut mematok target dana USD 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Pahala dalam wawancara dengan Reuters mengungkapkan, PalmCo akan menggunakan dana IPO untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas kapasitas penyulingan untuk memproduksi minyak goreng dan turunan lainnya.
“Ekspektasi kami adalah meningkatkan kapasitas pengolahan yang sekarang hanya 1 juta ton menjadi 3,7 juta ton dalam tiga sampai empat tahun dengan menggunakan dana IPO,” ujar Wakil Menteri BUMN I itu.
PalmCo, dibentuk melalui konsolidasi beberapa perkebunan sawit negara, menguasai areal perkebunan sawit terbesar di dunia sekitar 650.000 hektar (1,61 juta hektar), kata Pahala, dengan hasil rata-rata 22 ton buah sawit per hektar.
Kapasitas penyulingan yang lebih besar di PalmCo akan membantu Indonesia menghindari gangguan rantai pasok, seperti saat harga minyak goreng melonjak mahal.
PalmCo juga diharapkan berkontribusi pada produksi bahan bakar berbasis kelapa sawit (Biosolar), termasuk bahan bakar jet. Indonesia memiliki campuran wajib minyak kelapa sawit dalam bahan bakar solar terbesar, yaitu 35 persen, dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 40 persen dalam beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT