Pakar IT: Tak Perlu Panik dengan Serangan Siber, Industri Sudah Punya SOP

16 Mei 2023 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pakar informasi teknologi (IT) menilai serangan siber sebagai hal umum terjadi. Karenanya Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, meminta masyarakat tak perlu panik dengan keadaan seperti yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI) belum lama ini.
ADVERTISEMENT
"Serangan siber umum terjadi, bukan hanya di Indonesia, di negara lain pun kerap terjadi dan instensitasnya cukup tinggi," kata Ardi Sutedja melalui pernyataan resmi, Selasa (16/5).
Sebelumnya serangan siber dialami Bank Syariah Indonesia (BSI), yang membuat layanan transaksi terganggu. Meski demikian, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menegaskan data dan dana milik nasabah tetap aman.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi memberikan sambutan pada acara Grand Launching BSI Talenta Wirausaha BSI Tahun 2023 yang diselelenggarakan di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Gangguan di IT BSI sudah pulih (recover operation) dan ini merupakan response recovery yang baik. Prioritas utama kami menjaga data dan dana nasabah. BSI juga terus memperkuat keamanan teknologi perseroan dalam divisi khusus yang berada di bawah CISO (Chief Information and Security Officer),” ujar Hery Gunardi.
Ardi Sutedja menambahkan, serangan ransomware seperti yang dialami BSI bukan satu-satunya dan pertama kali terjadi. Pada 2017 misalnya, ransomware WannaCry diketahui melakukan serangan pada sebuah lembaga layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa lembaga dan perusahaan apa pun," imbuh Ardi.
Menurutnya, kejahatan dunia maya ini bukanlah hal baru. Tapi telah terjadi sejak awal tahun 2000-an, dan kini intensitasnya semakin meningkat seiring makin pesatnya pertumbuhan penggunaan sistem IT pada proses kerja dan bisnis di swasta maupun pemerintahan.
"Justru dengan adanya serangan siber, membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan system IT-nya yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah," lanjutnya.
Terkait serangan siber yang dialami Bank Syariah Indonesia, Ardi menyebutkan insiden tersebut telah ditangani tim berpengalaman. Sehingga sejak tim restorasi sudah masuk ke BSI dan OJK juga sudah mengawasi, nasabah tidak perlu khawatir lagi terhadap dana simpanannya.
ADVERTISEMENT
Proses assesment dan forensik digital, menurut Ardi memang bakal memakan waktu cukup panjang, dan tidak bisa cepat. Karena butuh kehati-hatian melihat apa saja yang terdampak. Masyarakat, katanya, perlu bersabar karena proses restorasi perlu penilaian menyeluruh yang memakan waktu.
"Saya yakin ini sekarang sudah ditangani oleh tim yang sangat berpengalaman, cuma masyarakat harus bersabar," pungkas pakar IT tersebut.