Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pantau Perusahaan Smelter Miliknya, JK Pastikan Sudah Bisa Produksi Feronikel
23 April 2024 8:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), memantau proses peleburan bijih nikel (nickel ore) menjadi feronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Senin (22/42024) malam.
ADVERTISEMENT
“Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi,” kata JK dalam keterangan resmi, Selasa (23/4).
Hasil produksi dari PT BMS, menurutnya cukup baik dan bersih karena energi di smelter menggunakan tenaga air (PLTA). Smelter yang terletak di Kecamatan Bua tersebut satu dari dua smelter di Sulawesi Selatan yang menggunakan hydro power. Karena itu, produk feronikel perusahaannya bisa diekspor ke Eropa dan Amerika.
Pemurnian bijih nikel ini, kata JK, dilakukan oleh pekerja dalam negeri. Dia mengaku bangga Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia mampu.
ADVERTISEMENT
"Ini membanggakan karena perusahaan ini menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Bahkan 80 persen itu berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya. Sedangkan 20 persen berasal dari beberapa daerah termasuk Jawa,” kata JK lagi.
PT BMS akan menggelar soft launching pada Agustus 2024 mendatang. Saat ini, PT BMS telah mempekerjakan 1.500 orang tenaga kerja.
Bangun Smelter Lagi
JK juga mengungkapkan PT BMS saat ini telah membangun smelter ke dua. Jumlah unit pemurnian ini akan terus ditambah menjadi empat smelter dalam dua tahun ke depan.
Dengan pengembangan tersebut akan membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia. JK menyebut target produksi pabrik 1 sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Dan saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, setiap Smelter yang dibangun membutuhkan paling tidak 1000 tenaga kerja. Dia memastikan seluruh smelter miliknya lebih mengutamakan pekerja dalam negeri dan kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan.