Pelita Air Punya Dirut Baru Setelah 2 Tahun Kosong, Akan Gantikan Garuda?

6 Oktober 2021 6:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat ATR 72-500 milik maskapai Pelita Air Service. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat ATR 72-500 milik maskapai Pelita Air Service. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai penerbangan Pelita Air baru saja memiliki direktur utama (Dirut) baru, setelah posisi itu dibiarkan kosong selama 2 tahun terakhir. Hal itu disebut-sebut jadi langkah awal, untuk menggantikan peran Garuda Indonesia di rute penerbangan domestik.
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) yang merupakan induk usaha Pelita Air, menunjuk Albert Burhan sebagai dirut maskapai charter itu, pada Jumat (1/10). Selain itu, Direktur SDM PT Pertamina (Persero) M. Erry Sugiharto yang mewakili pemegang saham, juga mengangkat Muhammad Shabran Fauzani sebagai Direktur Keuangan dan Umum.
Dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, M. Erry Sugiharto menyampaikan, pemegang saham berharap dengan lengkapnya struktur direksi PT Pelita Air Service, dapat membantu PAS berlari kencang.
Apalagi, kata Erry, maskapai penerbangan yang selama ini hanya melayani charter khususnya kebutuhan transportasi udara Pertamina, akan mulai memasuki bisnis penerbangan regulert. "Direksi baru dapat mengawal pengembangan bisnis Pelita Air yang akan mulai memasuki bidang penerbangan niaga berjadwal," ujarnya.
Ilustrasi pesawat. Foto: Angkasa Pura
Sementara itu analis industri penerbangan Shukor Yusof, menyebut penyiapan Pelita Air jadi maskapai penerbangan niaga berjadwal, dimaksudkan untuk mengisi rute-rute yang ditinggalkan Garuda Indonesia dan anak usahanya, Citilink Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kementerian BUMN sebagai pengendali Garuda Indonesia dan anak perusahaannya Citilink Indonesia, mengarahkan Pelita Air untuk mengambil alih beberapa rute Garuda. Setidaknya untuk sementara waktu," tulis founder Endau Analytics itu, dikutip Rabu (6/10).
Mengutip sejumlah sumber dari kalangan BUMN, Shukor menyebut pemerintah tak ingin pasar penerbangan domestik dikuasai secara tunggal oleh Lion Air Group. Apalagi setelah pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, mendirikan maskapai penerbangan baru yakni Super Air Jet dan Fly Indo Aviasi Nusantara.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Foto: Dok. Istimewa
Karena Garuda Indonesia sedang dibelit masalah keuangan, maka menurut Shukor, pemerintah Indonesia mendorong Pelita Air. Citilink Indonesia tak jadi pilihan, karena jadi bagian masalah keuangan yang dialami induk usahanya.
Shukor Yusof yang merupakan mantan jurnalis senior industri penerbangan, bahkan menyebut Kementerian BUMN akan menyuntikkan sejumlah dana ke Pelita Air. "Sumber di Jakarta mengatakan, Kementerian BUMN akan menyuntikkan dana USD 500 juta ke Pelita Air untuk memulai operasi penerbangan niaga berjadwal," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Dana itu untuk memperkuat armada Pelita Air, seperti menyewa 12 unit Airbus A320. Saat ini, Pelita Air hanya memiliki pesawat ATR 42-500 dan dua unit ATR 72-500. Selain itu sejumlah pesawat ringan dan 10 unit helikopter.
Dikonfirmasi soal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir yang juga Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, tak menampik namun juga tak secara tegas membenarkan. "Artinya (pengangkatan dirut baru itu) kita memang benahi mereka (Pelita Air) supaya bagus. Tunggu saja dulu (perkembangannya) ya," kata Arya, Selasa (5/10).