Pemerintah Harap Pipa West Natuna-Batam Kelar 2028, Gas Mengalir ke Sumatera

1 Oktober 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, saat ditemui di Kawasan Industri Terpadu Batang Senin (30/9/2024). Foto:  Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, saat ditemui di Kawasan Industri Terpadu Batang Senin (30/9/2024). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pembangunan memastikan pipa gas dari West Natuna Transportation System (WNTS) menuju Batam (Pulau Pemping) bisa rampung setidaknya di tahun 2028.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pasokan gas dari wilayah Natuna diekspor ke Singapura, sebab belum ada pipa yang bisa menyalurkan gas dari wilayah tersebut ke Pulau Sumatera.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengatakan proyek tersebut dilaksanakan seiring dengan selesainya kontrak gas dari WNTS di tahun 2028.
Selain itu, kata Laode, target penyelesaian proyek pipa gas ruas WNTS-Pulau Pemping ini juga secara paralel menyesuaikan pipa transmisi gas Dumai-Sei Mangkei (Dusem) yang juga diharapkan rampung di tahun yang sama.
"(Pipa) West Natuna itu kan tahun 2028 berakhir ya kontrak dengan Singapura, sebenarnya bukan spesifik ditangani oleh saya, tapi terkait juga karena pipa Dusem kita diminta selesai sebelum 2028," ungkapnya saat ditemui di Kawasan Industri Terpadu Batang, Senin (30/9).
Ilustrasi pipa gas. Foto: noomcpk/Shutterstock
Laode tidak menyebutkan secara spesifik perjanjian jual beli gas (PJGB) ke Singapura yang akan berakhir di tahun 2028, namun, dia menyebutkan gasnya diekspor salah satunya menggunakan pipa PT Transportasi Gas Indonesia (TGI).
ADVERTISEMENT
"Karena gas di Natuna yang tadinya dikontrakkan ke Singapura, sebagian akan disuntikkan ke Pipa Dusem, ke pipa Trans Sumatra ini, jadi 2028 kayaknya akan dikirim ke dalam negeri," katanya.
Di sisi lain, Laode mengatakan Pipa Dusem baru akan dilelang pada kuartal I 2025. Meski belum diumumkan resmi, nilai investasi proyek tersebut berkisar Rp 7,8 triliun.
"Sekarang baru diketahui bahwa masih dilakukan tahapan basic design. Basic design itu dihitung dulu jalurnya lewat mana yang benar-benar baru nanti diputuskan. Jadi panjangnya itu belum fix tapi 500-an km ke atas," tutur Laode.
Untuk memuluskan proyek tersebut, Laode menyebutkan pihaknya tengah mengajukan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar anggarannya dialokasikan menggunakan APBN.
Dia melanjutkan, dengan penyelesaian dua proyek pipa tersebut, seluruh gas dari wilayah Natuna tidak hanya bisa disalurkan ke Pulau Sumatera, namun juga ke Pulau Jawa. Bahkan, dengan rampungnya Pipa Transmisi Gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II, maka pipa gas dari Aceh hingga Jawa Timur akan tersambung.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan pengelasan pertama (first welding) pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II di KIT Batang, Senin (30/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Saat ini Pipa Transmisi Gas Cisem baru rampung untuk tahap I ruas Semarang-Batang. Untuk tahap II ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur baru memulai konstruksinya pada Senin (30/9) dan diharapkan bisa selesai di kuartal I 2026.
ADVERTISEMENT
"Indonesia kebijakannya mengoptimalkan agar tersambungnya pipa transmisi dari Aceh ke Jawa Timur, nah itu disambung tuh pipa gasnya, sudah ada pipa-pipa, tapi ada dua segmen yang masih belum tersambung," jelas Laode.
Berdasarkan catatan kumparan, Kementerian ESDM telah menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membangun infrastruktur pipa gas bumi dari pipa WNTS ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau, melalui Kepmen ESDM Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tanggal 19 Juli 2016.
Awalnya, Kementerian ESDM menargetkan pipa ini rampung dibangun pada tahun 2017. Pipa sepanjang 5 km dan berukuran 16 inch dengan kapasitas 120 MMSCFD tersebut akan menghubungkan WNTS ke Pulau Pemping sehingga gasnya bisa digunakan untuk PT PLN Batam.
Gas yang akan dialirkan ke pipa WNTS ini berasal dari Lapangan Gajah Baru, Blok A Natuna. Selama ini, gas yang diproduksi dari lapangan tersebut, diekspor ke Singapura melalui pipa sebesar 325 MMSCFD.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya ada opsi agar pipa WNTS dibangun oleh PLN. Namun, pipanya hanya untuk PLN di Tanjung Ucang saja. Sementara jika dibangun oleh Premier Oil sebagai pengelola Lapangan Gajah Baru, mengingat kontraknya akan habis pada 2028, maka modalnya harus kembali sebelum tahun itu.