Pengelola Restoran The Duck King Tawarkan Saham Rp 1.550-1.950/Lembar

16 Mei 2018 13:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemaparan publik saham PT Jaya Bersama Indo Tbk. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemaparan publik saham PT Jaya Bersama Indo Tbk. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengelolaan jaringan restoran chinese food, PT Jaya Bersama Indo Tbk (JBI), tengah bersiap untuk menjadi perusahaan publik. Perusahaan dengan merek jual restoran The Grand Duck King ini menargetkan bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Jaya Bersama Indo Limpa Itsin Bachtiar mengungkapkan dalam aksi korporasinya ini perusahaan akan menawarkan sebanyak 403,8 juta lembar saham atau setara dengan 34,40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering). Adapun harga sahamnya dibanderol mulai dari Rp 1.550-1.950/lembar.
"Sesuai rencana penawaran awal akan berlangsung pada 16-23 Mei. Mudah-mudahan kita peroleh efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir Mei, dan listing tanggal 8 Juni 2018," kata Limpa saat due diligence meeting penawaran perdana saham perusahaan di Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta, Rabu (16/5).
Sementara itu, Direktur Keuangan JBI Dewi Tio menambahkan, sebagian besar dana hasil IPO nanti akan dialokasikan untuk ekspansi perusahaan. Di mana porsinya 80% untuk ekspansi bisnis sedangkan sisanya sekitar 20% untuk modal kerja.
ADVERTISEMENT
Pemaparan publik saham PT Jaya Bersama Indo Tbk. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemaparan publik saham PT Jaya Bersama Indo Tbk. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
"Di tahun ini rencananya akan buka di luar negeri direncanakan di luar di Kota Saigon, Vietnam," ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga berencana untuk memperluas usahanya ke pasar internasional. Perseroan menyasar Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. Perseroan juga akan melanjutkan pembukaan gerai baru di sejumiah kota besar di indonesia.
Di sisi lain, JBI akan meningkatkan pangsa pasar dengan konsep restoran atas merek baru. Hingga saat ini JBI memiliki sebanyak 35 outlet. Dalam aksi korporasinya tersebut JBI telah menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriters atau JLU), yaitu PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas. Untuk memuluskan aksi korporasinya, perusahaan menggunakan laporan keuangan di akhir Desember 2017 sebagai valuasinya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan memiliki tiga merek utama, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh sub-merek dari The Duck King untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah yang sedang tumbuh di indonesia.