Penjualan Mobil Lesu, Pemerintah Kaji Pemberian Insentif Pajak

25 Juli 2024 18:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana mengkaji pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mendongkrak penjualan mobil yang lesu pada tahun ini. Artinya, PPnBM nantinya akan ditanggung oleh pemerintah (DTP), istilah yang mengacu jika suatu pajak barang ditanggung oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa pemerintah telah mengantongi sejumlah masukan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Para pengusaha ini menyampaikan, insentif PPnBM DTP sangat efektif untuk menjaga minat pasar dalam pembelian kendaraan roda empat.
Sejumlah mobil parkir di pabrik otomotif di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023) Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
“Mereka (Gaikindo) menyampaikan kemarin semester I itu evaluasi mereka turunnya agak signifikan untuk otomotif dari sisi demand (permintaan), karena PPnBM DTP nya sudah habis. Kedua, dari pihak sektor keuangan banyak membatasi urusan leasing,” kata Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Kamis (25/7).
Susiwijono menyebut Gaikindo sudah menyampaikan kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk segera meninjau kembali rencana pemberian PPnBm DTP itu. Pemerintah nantinya juga akan mengatur regulasi pembiayaan kendaraan bermotor di sektor jasa keuangan.
ADVERTISEMENT
“Sehingga mereka berharap pertumbuhan mereka yang di semester I kemarin katanya turun, saya lupa angka karena turunnya signifikan. Untuk dia dua ini kuncinya PPnBM DTP dan pengaturan leasing dari teman-teman di OJK,” ungkapnya.
Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
Penjualan mobil nasional pada Mei 2024 masih terkoreksi dibanding periode yang sama tahun lalu. Mengacu data Gaikindo, distribusi mobil turun 13,3 persen. Sejumlah pihak pun pesimistis pasar roda empat nasional bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Penjualan kita anjlok karena ada beberapa poin. Pertama adalah krisis ekonomi bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia. Itu memengaruhi daya beli dari masyarakat Indonesia dan itu menurun,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.
Di samping itu, interest rate (suku bunga) juga naik signifikan dan berpengaruh terhadap penjualan mobil nasional.
ADVERTISEMENT
“Hampir 90 persen penjualan mobil kita (mayoritas) melalui leasing company dan itu yang membuat menjadi agak berat [saat suku bunga tinggi],” imbuhnya.
Kondisi pelemahan rupiah dan kondisi politik di awal tahun juga mempengaruhi. Sementara itu, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyatakan perlu ada insentif untuk membuat pasar otomotif dalam negeri kembali menggeliat.
Ia menyarankan agar pemerintah kembali memberikan bebas PPnBM untuk model-model yang diproduksi secara lokal dengan TKDN tertentu. Di samping itu, pemerintah juga perlu mengkaji untuk memberikan insentif bagi mobil hybrid.
“Gunanya apa, supaya harganya lebih terjangkau dan pabrik-pabrik kita jalan lagi, baik pabrik mobilnya maupun pabrik komponennya,” kata Jongkie.