Peringati HUT RI, Pekerja Kilang Pertamina Kibarkan Merah Putih di Atas Laut

17 Agustus 2020 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja kilang terbesar milik PT Pertamina (Persero), termasuk yang bertugas di atas kapal peringati HUT ke-75 RI. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja kilang terbesar milik PT Pertamina (Persero), termasuk yang bertugas di atas kapal peringati HUT ke-75 RI. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lazimnya peringatan HUT RI diisi dengan pengibaran bendera nasional Sang Merah Putih, seperti juga yang dilakukan pekerja kilang PT Pertamina (Persero) di RU IV Cilacap. Tapi ada yang unik dan menantang dari peringatan HUT ke-75 RI yang dilakukan pekerja di fasilitas Single Point Mooring (SPM).
ADVERTISEMENT
Mereka mengibarkan Sang Merah Putih di atas fasilitas SPM yang ada di tengah laut Samudera Hindia, sekitar 10 mil dari bibir Pantai Selatan Cilacap. Lokasi SPM yang mengapung sekitar 30 meter dari dasar laut ini, cukup menantang dan ekstrem.
Imam Subekti, pekerja yang bertugas sebagai loading master di fasilitas SPM, menjelaskan wahana tempat kerjanya yang berdiameter sekitar 14 meter itu, kerap bergoyang mengikuti irama gelombang Samudera Hindia di selatan Pulau Jawa yang dikenal cukup ganas.
“Ini tantangan kami saat bekerja. Gelombang di perairan Samudera Hindia Cilacap dikenal alurnya abadi, ” kata Imam, pria 34 tahun menuturkan tantangannya dalam bekerja.
SPM merupakan dermaga khusus yang digunakan sebagai tempat sandar kapal tanker raksasa atau Very Large Crude Carrier (VLCC). Kapal VLCC itulah yang membawa minyak mentah (crude) dari wilayah Timur Tengah, yaitu Arabian Light Crude (ALC) dan crude dari negara lain. Lantaran besarnya ukuran kapal tanker, di SPM inilah titik awal serah terima crude kemudian disalurkan melalui pipa bawah laut menuju daratan Area 70 untuk kemudian diolah di Fuel Oil Complex (FOC) I dan II di kilang RU IV Cilacap.
Pekerja kilang terbesar milik PT Pertamina (Persero), termasuk yang bertugas di atas kapal peringati HUT ke-75 RI. Foto: Pertamina
Imam mengakui salah satu tantangan serius yang dihadapinya saat proses penyaluran crude di SPM adalah ketika terjadi gelombang pasang. "Untuk mencapai SPM kami berangkat menggunakan tug boat dengan gelombang pasang yang alurnya bisa 3 meter," ujarnya. 
ADVERTISEMENT
Tug boat yang ditumpanginya harus mendekati dinding kapal (tanker) dengan cara menempel, dan ia harus naik tangga pilot ladder setinggi 3 meter. "Ketika tug boat naik kami harus naik, ketika tug boat turun, kami tidak boleh turun. Artinya harus bertindak di waktu yang tepat,” tambahnya.
Kegiatan bongkar crude dengan kapasitas 1,8 juta barel yang dilakukan 2-4 kali per bulan tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Imam dan rekan-rekannya. "Kami dedikasikan kepada Pertamina agar tetap jaya di dalam maupun di luar negeri," imbuh ayah dari 2 anak ini.
Ia merasa tahun ini terasa lebih istimewa lantaran pada momen HUT ke-75 RI, Imam telah 10 tahun berkarya di Pertamina.
Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Hatim Ilwan, mengatakan bahwa sosok Imam yang bekerja dengan risiko tinggi mewakili komitmen seluruh pekerja di lingkungan Pertamina RU IV Cilacap. "Ini menjadi komitmen seluruh pekerja Pertamina di Kilang Cilacap dalam mengemban tugas mengamankan pasokan energi khususnya BBM bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kilang Pertamina RU IV Cilacap merupakan unit pengolahan yang paling strategis di Indonesia, lantaran berstatus sebagai kilang terbesar yang dimiliki Pertamina. Sekitar sepertiga crude diolah di kilang tersebut.
"Selain itu sekitar sepertiga kebutuhan BBM nasional dan bahkan 60 persen kebutuhan BBM Pulau Jawa dipasok dari kilang RU IV Cilacap," tutup Hatim.