Pernah Mundur dari Menkeu, PM Inggris Rishi Sunak Punya PR Besar Ekonomi

25 Oktober 2022 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat pemimpin konservatif Rishi Sunak meninggalkan gedung perkantoran di London, Inggris. Foto: Henry Nicholls/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat pemimpin konservatif Rishi Sunak meninggalkan gedung perkantoran di London, Inggris. Foto: Henry Nicholls/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah mundur dari jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) di masa Perdana Menteri Boris Johnson, Rishi Sunak akan dilantik sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru pada Selasa (25/10). Pria 42 tahun berdarah India yang lahir di Southampton, Inggris, itu menggantikan posisi PM Liz Truss yang mundur pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Liz Truss mundur hanya 45 hari setelah dilantik, karena program ekonominya yang populis, dirasa gagal memperbaiki keadaan Inggris. Kondisi ekonomi yang sulit itu pula, yang pernah membuat Rishi Sunak mundur dari jabatan Menteri Keuangan pada 5 Juli 2022.
Saat itu dia merasa sudah tidak sejalan dengan kebijakan ekonomi Boris Johnson. "Sudah sepatutnya masyarakat mengharapkan pemerintahan dijalankan dengan baik, kompeten, dan serius," tulis dia di akun twitter pribadinya, pada hari pengunduran diri sebagai Menteri Keuangan.
"Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tetapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri," lanjut dia seraya mengunggah surat pengunduran dirinya sebagai Menkeu.
Pergantian tiga kepala pemerintahan Inggris yang terjadi dalam waktu singkat, dipicu tekanan situasi ekonomi. Boris Johnson mundur pada 6 September 2022, digantikan Liz Truss yang juga mundur 45 hari kemudian. Kini, Rishi Sunak harus menuntaskan sejumlah persoalan ekonomi Inggris.
ADVERTISEMENT

Krisis Energi

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Inggris adalah krisis energi. Hal ini dipicu perang Rusia di Ukraina, yang membuat harga minyak dan gas melonjak. Sebagian besar kebutuhan energi kawasan Eropa, dipasok Rusia. Akibat perang, Rusia memblokade pasokan energi tersebut. Harga energi yang tinggi, menaikkan harga berbagai kebutuhan dan mendongkrak inflasi.

Inflasi Tinggi

Salah satu PR besar ekonomi Inggris yang dihadapi Rishi Sunak adalah tingginya inflasi. Pada September 2022 lalu, pecah rekor di posisi 10,1 persen, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Dalam rentang waktu itu, inflasi Inggris masih single digit. Angka itu juga di atas ekspektasi ekonom dan pemerintah yang sebesar 10 persen. Tingginya inflasi mencerminkan mahalnya biaya hidup yang ditanggung masyarakat.
ADVERTISEMENT

Penghasilan Kurang

Di tengah tingginya inflasi dan mahalnya biaya hidup, masyarakat dihadapkan pada sulitnya lapangan kerja. Padahal yang sudah bekerja pun membutuhkan pekerjaan sampingan, untuk memperoleh penghasilan lebih. Penelitian Royal London seperti dilansir BBC, menunjukkan jutaan masyarakat Inggris berburu side-job. Laporan itu menyebut 16 persen atau 5,2 juta pekerja punya pekerjaan sampingan.