Pertamina NRE Gerak Cepat Buru Cuan dari Perdagangan Karbon di Pertamina Group

9 Mei 2023 18:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut/CEO PT Pertamina NRE, Dannif Danusaputro (kanan) Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina NRE, Fadli Rahman (tengah) dan Direktur Proyek dan Operasi PT Pertamina NRE, Norman Ginting (kiri). Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut/CEO PT Pertamina NRE, Dannif Danusaputro (kanan) Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina NRE, Fadli Rahman (tengah) dan Direktur Proyek dan Operasi PT Pertamina NRE, Norman Ginting (kiri). Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertamina NRE sebagai subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus di bisnis energi bersih gerak cepat merealisasikan perdagangan karbon, sebagai salah satu sumber pendapatan baru perusahaan. Inisiatif perdagangan karbon tersebut, untuk saat ini difokuskan di internal Pertamina Group.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama (Dirut)/CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, mengatakan langkah bisnis tersebut merupakan peran strategis Pertamina NRE dalam merealisasi target holding untuk mencapai net zero emission pada 2060.
"Saat ini fokus perdagangan karbon kita pada Pertamina group, di mana Pertamina NRE telah menandatangani komitmen bersama subholding Pertamina lainnya, seperti Pertamina Hulu Energi (PHE), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Patra Niaga," kata Dannif Danusaputro dalam perbincangan dengan media, Selasa (9/5).
Pertamina NRE sebelumnya telah menandatangani perjanjian perdagangan karbon, pada April 2023 lalu, bersama Pertamina Patra Niaga. Perjanjian itu mencakup volume 1,8 juta ton emisi karbon ekuivalen untuk periode satu tahun. Sumber offset yang untuk inisiatif ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE). Foto: Dok. PGE
“Perdagangan karbon yang dilakukan Pertamina NRE ini merupakan milestone penting, tidak saja bagi Pertamina tapi juga di Indonesia. Inisiatif ini merupakan wujud konkret komitmen Pertamina dalam melakukan dekarbonisasi,” ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman, dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Terkait kontrak dengan Pertamina Patra Niaga, Fadli menjelaskan penjualannya dilakukan dengan sistem bundling. "Misalnya solar industri itu kan per liternya itu ada 2,5 sampai 3 gram emisi. Nah itu kita bundle dengan karbon kredit gak cuma solar industri tapi bersama-sama dengan karbon kredit lainnya," tutur dia.
Dengan begitu nilai transaksinya jadi lebih besar, dan emisi karbonnya berkurang banyak.

Proyek Energi Baru Terbarukan

Program transisi energi lainnya yang dijalankan Pertamina PNRE, yakni dengan penggarapan proyek bisnis energi hijau dan bisnis baru. Tidak hanya di sektor pembangkitan listrik, Pertamina NRE juga fokus pada energi hijau di sektor lain, seperti hidrogen hijau, perdagangan karbon, nature based solution (NBS), dan baterai.
ADVERTISEMENT
Salah satu inisiatif hidrogen yang dilakukan Pertamina NRE adalah kolaborasi dengan perusahaan kelistrikan asal Tokyo, TEPCO. Saat ini telah selesai dilakukan pre-feasibility study. Proyek tersebut, papar Fadli, didukung oleh NEDO, lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang yang mendorong pengembangan teknologi dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.
Sedangkan di sektor pembangkitan, Pertamina NRE saat ini sedang melaksanakan proyek PLTS skala besar di area operasi Pertamina Huku Rokan dengan tahap pertama berkapasitas 25 MW.
“Saat ini Pertamina NRE telah menyelesaikan pembangunan 17 MW. Kami targetkan 25 MW selesai di bulan Agustus 2023. PLTS Rokan adalah PLTS dengan kapasitas terbesar yang terpasang di hulu migas Indonesia,” imbuh Direktur Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 saat ini telah melalui proses sinkronisasi secara lancar dengan jaringan transmisi PLN baik unit 1 maupun unit 2, untuk proses commissioning. Norman menargetkan PLTGU Jawa-1 akan mencapai tahap commercial operation date (COD) sekitar Agustus atau September 2023.